Cari Blog Ini

Jumat, 12 Februari 2010

Puisi Untuk Sang Ratu

Hah… akhirnya serial The Great Queen of Seon deok tamat juga…
Tepat pada hari Jumat, 12 Februari 2010 pukul 19.01 wita.
Aku menangis ketika Bidam sampai di kamp. sang ratu dengan tubuh penuh luka…
Aku menangis saat Bidam diserang oleh prajurit-prajurit dari berbagai arah menggunakan berbagai macam senjata untuk menghentikannya mencapai sang ratu….
Aku menangis ketika Bidam tertusuk pedang Yuu shin, lalu ditahan oleh tubuh Yuu shin tepat di depan ratu yang hanya berjarak beberapa kaki saja….
Dan…. Dia mengucapkan sesuatu yang ingin di sampaikannya pada Ratu…
Sesuatu yang amat penting…
Hal itu ada dalam puisi yang aku buat di bawah ini…. Aku merombak isinya dulu, sebelum mengepostnya…. (makanya telat)
Hal yang sangat romantis dari kisah ini, kisah nyata di masa lampu di daratan ginseng ini adalah… ketika Sang Ratu menutup mata untuk selamanya…
Beliau masih memakai cincin pengikatnya dengan sang belahan jiwa…. Cincin pernikahan mereka….
Secara pribadi… bagiku…. Kisah ini…. Adalah…
Kisah yang lebih sedih dari Romeo dan Juliet…
Kisah yang lebih mengharukan dari Jack dan Rose….
Kisah yang lebih memilukan dari apapun di dunia…
Cinta suci dan murni yang dipisahkan oleh kekuasaan, intrik, politik, dan ego manusia…
Puisi ini aku buat dengan berusaha memahami perasahaan Bidam sendiri…
Aku menuangkannya dengan sudut pandang yang berbeda….
Nikmatilah puisi buatanku ini…
Saran dan kritik serta komentar kalian, sangat membantuku untuk memperbaiki puisi ini…. Tapi, aku berharap… puisi ini menjadi puisi yang begitu penuh makna walau tak sesempurna kenyataannya… juga, berharap menjadi puisi yang mampu mewakili perasaan Bidam…
Aku…
Menyukai kisah cinta mereka berdua….
Perdana menteri Bidam dan Ratu Deok Man….
Cinta kalian akan menjadi legenda….
Selamanya….
Dalam hatiku….


Deok Man

Jika aku diberi kesempatan bernapas beberapa detik lagi
Maka aku hanya ingin memelukmu dalam dekapanku
Memelukmu dengan begitu kuat dan penuh kehangatan cinta
Mengelus rambutmu yang hitam dan sehalus satin

Mengucapkan hal tak dapat aku sampai waktu itu…
Merangkulmu dalam dekapanku
Walaupun ribuan panah menghujam tubuh ini, walaupun puluhan sabetan pedang melukai tubuh ini…
Aku hanya ingin berada disisimu…

Memelukmu erat
Merasakan detak jantungmu
Melihat senyum manismu yang indah, dan
Mendengar tawa kecilmu yang merdu
Hanya untuk sekali saja…
Sekali saja…
Saat ini…

Aku ingin memiliki kesempatan itu…
Andai saja ini tak pernah terjadi…
Aku ingin kita berdua bersama hingga ajal menjemput di usia lanjut…
Bukan kenyataan pahit seperti ini…

Hal yang membutakan mataku
Hal yang meragukan kesetianmu padaku
Hal yang merusak mimpi indah kita
Hal yang tak seharusnya terjadi…

Aku terlalu bodoh meragukan janjimu padaku…
Aku hanya ingin menggenggam erat jemarimu…
Dan tak ingin melepasnya walau sedetik…
Apapun yang terjadi….
Karena aku tulus mencintaimu…

Ratuku yang tegar…
Dalam hatiku…
Hanya ada rasa sakit yang bertalu-talu disetiap rongga dadaku…
Begitu menyakitkan… ketika memikirkan dirimu…
Namun, entah kenapa… rasa sakit itu kini menghilang, menguap entah kemana…
Seakan tak memiliki rasa yang pasti…

Cinta ini akan selalu hidup
Walau aku sudah tak ada di dunia ini…
Ketahuilah …
Wahai ratuku…

Diriku adalah milikmu seorang…
Ketika aku melihatmu di sana dengan tubuh berlumuran darah ini…
Aku ingin menatapmu tersenyum padaku…
Tersenyum tulus dan manis…
Seperti waktu dulu….
Bukanlah linangan airmata yang kau perlihatkan padaku saat ini…..

Ingin sekali aku berkata padamu…
Aku….
Mencintaimu…
Wahai…
Ratuku..
Aku ingin mengatakannya dalam dua kata tersirat…
Melalui dua kata…
Dua kata yang mewakili perasaanku padamu…

Tak seharusnya kau menangisi orang bodoh ini…
Orang yang meragukan dirimu…
Tak seharusnya kau menangisi orang sepertiku…
Orang yang tak mempercayai cintamu…
Kau harusnya tersenyum….
Karena…
Hal terakhir yang ingin kulihat….
Saat aku menutup mata untuk terakhir kalinya adalah…
Senyummu yang indah bagai pelangi….
Cinta ini tak bisakah bersatu?
Begitu sulitkah takdir menerimanya?
Mengapa?
Apa yang salah dengan cinta kita berdua?
Mengapa mereka selalu berusaha memisahkan kita berdua?

Kau….
Adalah satu-satunya yang mampu membuatku tertawa lepas….
Sekalipun hati ini sakit dengan kenyataan yang ada….
Namun, hanya secercah cintamulah yang mampu membuatku bertahan…
Karena… hanya bertahanlah yang mampu aku lakukan…

Tersenyumlah padaku….
Untuk terakhir kalinya di depanku…
Sebelum hembusan napas terakhir menghampiriku…
Hanya itu yang aku inginkan darimu…

Dan… sebelum tubuh ini terbujur kaku di depan matamu…
Kematianku tak akan sia-sia…
Sebab…
Senyummu akan menghangatkan diriku di alam sana…

Aku mencintaimu…
Wahai Ratuku….
Sebagai seorang wanita dimataku…
Dan… sebelum hembusan napas terkahir ini memisahkan kita berdua…
Aku akan membalas senyummu…
Memasang senyum terbaikku untukmu…
Mati dengan tenang memikirkan belahan jiwaku…
Tersenyum indah hanya untukku…
Walaupun airmata berkilauan menghiasi pipi merahmu yang dingin…
Jangan menangis….
Wahai cintaku satu-satunya….
Untuk pertama…
Dan terakhir kalinya…
Dalam hembusan napasku…..
Kau kah yang berdiri di seberang sana?
Wahai… ratuku?

Jika aku diberi kesempatan melangkah beberapa kaki lagi…
Berdiri tepat di depanmu…
Dan saat itu….
Aku ingin mengucapkan hal itu…
Sesuatu yang amat penting…
Dua kali…
Aku ingin mengucapkannya dua kali padamu...
Wahai ratuku…

Aku ingin berkata…
Ke pada Ratuku…
Sambil tersenyum tulus penuh cinta…
Deok Man…
Deok Man…


Mood : Sad, full of love, sacrifice, full of barrier, etc.
Song : Can’t I love you? By Kim Nam Gil.