Cari Blog Ini

Sabtu, 19 Maret 2011

Happy Day

Selamat malam semua!

Sekarang jam ponselku menunjukkan pukul 18.53. Baru berubah beberapa detik lalu.

Apa kalian sehat? Soalnya sekarang lagi musim pancaroba. Aku flu. Tapi, udah mendingan.
:)

Oh, ya! Apa kalian sudah membaca postinganku sebelumnya? Yup! Masih ada kaitannya lagi.

Hari ini, aku membeli buku di Gramedia. Buku-buku perkuliahan. Oh! Ada juga buku Atlantis karya Prof. Arysio Santos.
Aku membeli buku itu setelah sekian lama mengincarnya! Huft! Meski harganya sudah mahal! Rp 129.000! Padahal dulu cuma Rp 100.000.
Yah. Kupikir, daripada aku tak mendapatkannya, lebih baik segera kubeli, lagian aku tak punya banyak waktu saat itu. Ibuku sudah kelelahan berjalan. Hehehe.

Uhm... Btw, setelah membeli buku Atlantis itu, ada sebuah novel berjudul, 'STARGAZER', yang mengganggu penglihatan dan pikiranku. Hehehe. Judul buku itu menghantui pikiranku sampai tiba dirumah. Well, ternyata itu lanjutan dari EVERNIGHT. Hehehe. Pantas aku kepikiran terus. Hohoho.

Kapan-kapan aku akan memposting tentang buku-buku novel favoritku.

Oh, ya! Sepertinya, setelah membeli buku Atlantis itu, aku merasa akan mengalami sebuah perubahan. Entahlah, aku yakin sekali. Semoga perubahan yang baik. Amin.

Aku akan membeli novel itu pertengahan bulan ini. InsyaALLAH.
:)

Oh! Tentang postingan kemaren.

Apa kalian melihat kata 'A Disaster' di postinganku?

Yup! Setelah selesai mengetik kata itu diponselku, aku menatap kata itu cukup lama, dengan tatapan hampa.
Well, karena kurasa aku cukup menyesal. Tapi! Aku memang cukup merenungkan kata itu. Dan entahlah, aku merasakan akan ada sesuatu yang terjadi setelah aku menatap kata, 'A Disaster' itu.

Saat aku menonton siaran Islam itu Indah di transtv.
Tebak. Apa judul ceramahnya? Bagi kalian yang menontonnya, pasti akan tahu.

'BENCANA'

Yup! Heran? Sebuah kebetulan? Benarkah sebuah kebetulan terjadi dengan ritme dan pola yang sama, meski tampil dalam bentuk berbeda? Kurasa tidak.

Isi ceramah itu, secara garis besar, hampir mirip dengan postinganku sebelumnya. Bahwa, bencana itu adalah kehendak Yang Maha Kuasa.

Dimanapun kau berada, bencana tetap ada. Aku sempat terhenyak ketika melihat judul ceramah ustadz favoritku itu. Hehehe.

Yah... Kadang aku berpikir, bahwa Allah SWT, sedang berkomunikasi denganku melalui cara-cara yang cukup ajaib. Bukan. Aku bukan anak indigo. Aku hanya anak normal yang sedikit aneh. ;)

Mengapa aku berkata demikian? Sebab, kadang jika aku memikirkan sesuatu hal yang rumit, entah itu sebuah pertanyaan pro kontra ataupun sebuah pencarian kebenaran. Dan Allah SWT, menjawabnya dengan hal-hal yang ajaib dan tak terduga. Dan entah mengapa, aku tahu bahwa pertanyaan dan perenunganku telah terjawab olehnya.
Terima kasih, Tuhan!

Kumohon, kembalikan aku menjadi anak yang rajin sholat tanpa bolong-bolong lagi. Amin.

Hmm... Ada lagi yang menarik seputar fenomena pertanda yang kumiliki.

Sewaktu hendak berangkat bepergian ke Mall. Aku sempat ragu untuk membawa polpen dan Safe care, semacam obat minyak roll getchu.
Ada apa dengan 2 benda tersebut?
Hehehe.

Aku dan bersama ibu, kakak, para nenek dan sepupuku, ke Alaska buat beli mesin cuci. Setelah berbelanja barang-barang yang lain dan membayarnya. Kami mendapat 7 lembar kertas undian.
Well, si kasir mah katanya ada polpen di sana. Tapi, g' ada tuh! Atau aku yang g' nyari karena aku dah punya polpen? Hehehe.
Kesimpulanku, sangat hebat aku membawa polpen, karena bayangkan saja jika kami harus kembali hanya untuk mengambil polpen dan mengisi undian itu lalu kembali lagi untuk memasukkannya ke dalam kotak transparan super besar di Alaska!
Cuapek, deh!
Terkadang kupikir, enak juga punya fenomena pertanda kek gini. Praktis. Hehehe.
Oh! Dan minyak roll itu!

Kau tahu? Setelah berbelanja buku di Gramedia. Kepalaku pusing! Dan anehnya, kakakku kadang pusing atau sakit kepala bersamaan dengan. Entah, aku yang bisa merasakan sakit seseorang atau itu, sekali lagi, sakit kepala yang kebetulan yang terjadi berulang kali.

Tapi... Bodohnya... Aku malah lupa kalau membawa minyak roll itu. (--__--)a
Dan membuatku seperti orang tolol yang kesakitan membiarkan sakit, pusing kepala itu menjajahku! Huh! Ini gara-gara 'STARGAZER'! Aku mikirin mulu! Hehehe.

Yah... Yang penting sekarang aku senang. Buku yang kuinginkan telah kumiliki! <3

Oh! Sebagai catatan kecil! Sebelum merencanakan buku yang akan kubeli, buku Atlantis sudah memenuhi otakku. Dan bahkan aku sungguh menginginkannya beberapa hari lalu untuk kepentingan referensi novel yang sedang kubuat. Smoga aku jadi penulis novel terkenal. Dengan baik tentunya. Amin.

Apakah alam bawah sadarku tahu, kalau aku akan membeli buku itu? Wallau alam.
Karena, yang aku tahu, di Gramedia itu, buku Atlantis sudah habis stoknya, lalu ajaibnya, ketika aku menginginkannya dengan amat sangat.

"2 buku Atlantis muncul di Gramedia."

Dan akupun membelinya! ;)

Oh! Aku juga membeli 6 film yang telah lama kuinginkan.
Bye!

A Memo of My Life part 3

Well... Ternyata postinganku bukan 2 sesi. LoL

Keasyikan kali, ya?
Soalnya, kalau aku menceritakannya pada orang lain, aku pasti dianggap mengada-ada. Tak akan ada yang percaya. Aku tahu itu. Seperti yang kusebutkan pada postinganku sebelumnya kalau aku juga tak percaya pada diriku sendiri. Rasanya lega ketika menuangkan segalanya pada blog ini. Hehehe.

Seperti kebenaran yang dikatakan Harry Potter di seri ke 4 bahwa Voldemort kembali. Tak ada yang percaya. Kecuali mereka yang percaya pada Harry sejak awal. Percayalah padaku, aku tahu dengan tepat bagaimana perasaan Harry saat itu.

Meski kasusku beda, tapi intinya, tak ada yang percaya dan tak ada yang percaya padaku meski seorangpun. Apa yang kau harapkan pada cewek yang ngakunya bisa meramal tapi tak bisa membaca kartu tarot sepenuhnya? Tak ada! Idiot mungkin kata yang tepat.

Aku tak memohon pada siapapun atau berharap ada yang mempercayai fenomena pertanda-ku, karena aku menikmatinya. Memiliki keunikan tersendiri bilamana pertanda itu datang dan pergi dengan cara yang tak terduga.

Apa kalian berpikir aku tak pernah berniat menyalahgunakan kemampuan membaca pertanda ini?
Nak. Aku cewek umur 20 tahun. Pikiran-pikiran egois dan iseng kadang merayapi otakku.

Bukan hal yang serius, kok. Aku hanya kadang berpikir bagaimana jika aku tak mengucapkan 'mantra penangkal' itu ketika dengan sangat bulat aku tahu persis pertanda itu? Kadang, sesekali aku ingin bereksperimen. Mengetahui hal apa yang akan terjadi. Tapi, tenang. Aku tak pernah melakukannya. Toh, aku tahu itu sesuatu yang buruk. Lambat laun aku pasti menyesal memikirkannya.

Hmm... Tunggu, rasanya aku pernah melakukannya. Dalam keadaan penuh dendam dan amarah. Aku tak tahu siapa orang sial itu. Aku bahkan melupakannya. Sorry.

Well... Itu satu hal yang agak aneh dariku. Masih ada satu lagi.

Sesuatu yang tak kumengerti terhadap penglihatan-penglihatan pada cahaya putih aneh yang berkilauan yang kadang tiba-tiba muncul di hadapanku.

Jangan tanya itu apa. Akupun tak tahu.
Apakah itu permainan mataku yang rusak?
Atau apa?

Aku mengingat akan suatu hari, ketika cahaya putih aneh itu tiba-tiba muncul di hadapanku. Aku panik. Berusaha mengenyahkannya dari hadapanku dengan mengibas-ibaskan tanganku ke udara. Mengira ada hal-hal aneh yang menyerangku secara bergerombol. Beberapa detik kemudian aku baru sadar. Tak ada yang melihatnya kecuali aku. Gerombolan cahaya aneh, berkilauan, tapi indah. Jujur saja. Memang indah. Aku sampai terhenyak untuk menikmati tontonan fantastis yang hanya aku yang bisa melihatnya seorang.

Dan itu terus membuatku memutar otak untuk mencari tahu. Tapi, nihil. Tak ada hal semacam itu di internet. (=_=)a

Apa diantara kalian ada yang pernah melihatnya? Mungkin membuatku terbantu sedikit.

Btw. Aku juga kadang menerima pertanda lewat mimpi. Tidak sama persis, tapi aku tahu inti pertanda mimpi itu. Contohnya,
Seperti aku tengah bermimpi tentang aku yang terjebak di lift macet, esoknya ada seseorang yang terjebak di lift di kampus. Well, ini hanya contoh, soalnya aku lupa mimpi-mimpi aneh itu jika sudah terjadi. Kadang pula, aku bermimpi layaknya mimpi itu nyata. Dan ketika aku bangun, sulit untuk membedakan mana yang mimpi dan mana yang bukan mimpi. Solusinya adalah aku hanya menatap langit-langit kamar, memutar mimpiku kembali sebelum sadar bahwa aku sudah bangun.

Oh, ya! Aku juga kadang bermimpi layaknya sebuah film besutan Hollywood. Terlalu 'wah' dan menakjubkan. Konyolnya, ada satu mimpi dimana aku mengira diriku tengah menonton film Hollywood di TV dengan decak kagum yang luar biasa. Dan ketika terbangun, aku baru sadar bahwa aku hanya bermimpi, dan akupun terkagum-kagum. Hehehe.

Sayang, aku tidak mengkonsumsi obat tertentu. :)
Aku waras, kok, tidak gila. Hanya ada fenomena aneh yang tengah melekat padaku, dan aku lega menceritakannya di blog pribadiku. ;)

Sekali lagi aku berkat, semua terserah kalian. Percaya atau tidak.

Ouh! Sudah larut malam! Dan tanganku kesakitan memencet tombol ponsel saat ini. :)
so, good night all!

Aku ingin bermimpi tentang Darin malam ini.
Darin. I love you.
Aku mendapat chemistry itu ketika mengetik postingan ini dengan susah payah melalui ponsel dan memutar video 'LOVEKILLER'.
Chemistry telah terbentuk. Aku tahu itu.

Terima kasih, Tuhan.
N.A.T

Jumat, 18 Maret 2011

A Memo of My Life part 2

Well. Lanjut lagi! Aku harus membagai postingan ini jadi 2 sesi, soalnya aku mengetik via ponsel, bukan laptop atau komputer.

Hm... Itulah cara aku menerima pertanda itu. Hal-hal yang aneh. Jika aku sadar akan sebuah pertanda, maka aku akan cepat-cepat mengucapkan 'mantra penangkalnya', karena aku tahu akan terjadi sesuatu pada apa yang aku liat tanpa sadar itu.

Terkadang, aku menyalahkan diri sendiri ketika aku gagal menangkap pertanda itu dan merana setelah melihat kejadian buruk itu. Merasa bersalah karena ketidakpekaanku. Seperti bencana yang terjadi minggu lalu. Tapi, kekuasaan Tuhanlah yang berkehendak. Mungkin aku hanya diberi sedikit pertanda atau bocoran, tapi aku kurang pintar dalam menerimanya. Dengan kata lain, aku murid yang bodoh.

Dan, jika aku tahu apa yang akan terjadi. Sanggupkah aku menghentikannya? Aku pikir, aku hanya bertugas untuk meminimalirkan bencana, bukan mencegahnya. Hanya kesimpulan iseng.

Baik. Contoh? Kalian mau contoh? Akan kuberikan. Percaya atau tidak, aku serahkan semua pada kalian, karena jujur saja, 'aku juga tak percaya pada apa yang aku alami, meski hal-hal itu terjadi. Dan aku juga tak percaya pada diriku sendiri.'

Ok. Apa kalian tahu tsunami yang melanda Jepang tanggal 11?
(deep breath)
Seharusnya aku mampu memperkirakannya. I blame myself, but what i can do? Nothing!
Mengapa? Karena aku gagal membaca pertanda yang di berikan padaku. Aku tak mengatakan kalau aku ini istimewa atau apa, karena aku tak merasa demikian.
Fenomena pertanda ini sudah melekat padaku beberapa tahun lalu sampai sekarang.
Mau tahu seperti apa aku menerima pertanda itu?
Well. Ketika aku sedang asyik dengan laptop kesayanganku di Perpustakaan kampus di lantai 3 pada hari Rabu, 9 Maret 2011, aku merasakan getaran layaknya gempa. Saat itu, aku tak memikirkan apapun selain bagaimana download filmku selesai tanpa corrupt. Dan, ketika badanku oleng, seperti tengah diguncang pelan.

Aku tahu. Aku tahu sedang gempa. Tapi, tak ada yang merasakannya. Saat itu, aku tersenyum kecil, berpikir bahwa aku kembali merasakan gempa tanpa ada satu orangpun yang merasakannya di dalam gedung berlantai 6 itu. Kupikir bakal melihat status orang-orang di FB, sibuk dengan status gempa di Makassar. Tapi, g' ada.
Karena kupikir aku berkhayal, entah benar atau tidak, aku melupakannya secara alamiah. Well, sesaat aku berpikir, bagaimana jika saat itu benar-benar tengah gempa besar, bagaimana aku menyelamatkan diri dari lantai 3 kampusku? Hellnot. Lompat dari jendela?
(=_="l)a
please, deh...

Pertanda itu tidak sampai di situ saja. Setelah berusaha mengenyahkan pikiran gempa halusinasiku itu. Ada sebuah dorongan kuat untuk mengakses situs weblog Masahiro Inoue. Ini agak aneh, mengingat aku tak begitu ingin terlibat secara mendalam dengannya. Patah hati. Gitu, deh.

Namun, hari itu akupun mengaksesnya. Sialnya, karena aku terpaksa keluar gara-gara perpus lagi rehat, akupun melupakannya.

Dari dua hal itu, aku harusnya bisa meramalkan bahwa akan ada gempa di Jepang.
Karena, ternyata pada hari itu Jepang memang tengah dilanda gempa. Gempa yang akan memicu perubahan pada dunia pada hari Jumat.

Masih ada lagi. Pada malam jumat, disaat aku tengah sibuk dengan program translate Harry Potter 6 dan berusaha menghapal kata-kata bahasa inggris yang tak kuketahui.
Lagi-lagi aku merasa tengah terjadi gempa, tak ada yang bisa kutanyai akan kepastiannya, soalnya hanya tinggal aku seorang yang belum tidur pada malam itu.
Aku tertawa ketika itu, kupikir aku berhalusinasi lagi.
Maka akupun bertekad untuk segera menyelesaikan program translate itu, dan apakah suatu kebetulan bahwa di Bali tengah terjadi gempa? Aku tak tahu pasti apakah bersamaan dengan gempa halusinasi yang kualami, atau gempa di Bali terjadi sesaat atau sebelum aku mengalami gempa halusinasi itu. Yang jelas, keesokan paginya ketika aku membuka akun FB, seorang temanku di Bali menyatakan kalau disana tengah terjadi gempa, sehingga memaksanya tidur di luar rumah.

Apakah itu kebetulan atau aku hanya merasakan gempa yang tak dirasakan oleh orang lain?
Entahlah.

Hari Jumat saat itu, aku hendak menghapal kosa kata bahasa inggris dari buku Harry Potter 6. Tapi, aku malah ketiduran. Saat itu, memang ada dorongan yang kuat agar aku tak tidur. Kupikir apa salahnya? Toh aku g' ngampus, g' ada kegiatan selain berbaring di kasur tarik-ku sambil menghapal kosa kata. Dan tertidur? Apa yang salah? Ya. Aku tahu. Aku tak seharusnya tidur. Entah mengapa. Aku yakin tak boleh tidur. Tapi, toh, siapa yang mengelak kalau di sodori kasur yang nyaman dan hawa dingin yang membuatmu ngantuk? Aku, mah, pasti teler duluan. Dan itulah yang terjadi.

Sungguh ironis ketika aku terbangun oleh suara berita di TV.
Jepang dilanda gempa dan tsunami.
Saat itulah, aku sadar akan kegagalanku membaca pertanda itu. Aku sempat bingung, karena selama ini aku tak pernah menerima pertanda yang melibatkan peristiwa yang akan tercatat dalam sejarah dunia.
A disaster.

A Memo of My Life part 1

Good night, everyone!
It is 9.00 pm when i did this post.

I am back. Rather routine to post in my blog this week, but not for certainly topics. Just wanna tell you about my daily activies. I hope, you are not being queasy to read this bored post.

Aku pakai bahasa indonesia saja, ya? Soalnya agak lebih tertutup, nggak begitu terekspos, soalnya hanya unek-unek, ingin dalam bahasa inggris, tapi aku lagi enggan melakukannya.

Banyak hal yang ingin aku ceritakan pada postingan kali ini, mulai dari hal-hal sepele sialan sampai hal-hal yang tak akan pernah kau kira. Mmm... Maksudku, hal-hal diluar akal sehat.
*smirk mournfully*

Well! Lets begin it!
Hari ini aku bermimpi aneh. Mimpi yang aneh tentang seseorang yang tak pernah aku harapkan muncul dalam mimpiku.
Aku tak habis pikir kenapa dia muncul begitu saja dalam mimpiku, dan begitu aku terbangun... Puf! Lenyap... Aku lupa dia terkait apa dengan mimpiku. Bukan mimpi yang baik, tentu saja.
Dia orang yang aku hindari selama ini, bukan berarti aku membencinya. Tidak. Tidak sama sekali. Hanya saja, ada hal-hal yang membuatku tak nyaman dengan keberadaannya, apalagi jika dia sudah berada dekat-dekat denganku. Aku memilih geleng-geleng kepala daripada harus menghindarinya.

Jangan berpikiran bahwa aku jatuh cinta padanya. Tidak. Aku bahkan menyukai orang lain. Dan, saat ini aku sedang PDKT dengan seseorang. Nanti aku ceritakan siapa pria itu. Dengan sangat jelas. Tentu saja! <3

Untungnya, saat ini semua salah paham sudah berakhir tentang dia. Aku bisa lega. Amat sangat lega. Satu beban sudah lepas. Dan kini. Masalah lain muncul.

"Aku harus jatuh cinta pada seseorang, atau malapetaka akan terjadi."
Apa kalian berpikir itu lucu? Bagiku tidak. Karena jika aku tidak jatuh cinta padanya, semua berakhir.

Darin.
Ya. Pria itu. Idola asal Swedia yang sempat membuatku tergila-gila setengah mati, sekarang juga, tapi entah mengapa aku merasa agak ogahan karena kehadiran seseorang. Sesorang yang tidak nyata dalam cerita yang kubuat.
Sebuah karakter ciptaanku yang membuatku jatuh cinta padanya. Maaf, tapi aku masih normal. Maksudku, aku lebih menyukai si cowok ini ketimbang Darin yang telah ku daulat sebagai karakter cowok utama ceritaku.

Sulit memilih antara dia dan Darin. Masalahnya adalah aku tak bisa membuat Darin terpontang-panting dengan nasib tak jelas, sementara si cowok keji itu, yang kini kusukai, merebut orang yang paling dicintainya.
Tidak sayang. Aku tak bisa. Aku sayang pada karakter si cowok keji ini, entah mengapa. Mungkin kasihan, tapi kuharap tidak demikian. :)

Dan selama seminggu penuh, pikiranku tersiksa untuk jatuh cinta lagi pada Darin. Its ok. Udah baik. Aku percaya chemistry itu pasti aku dapatkan.
Saat ini aku sedang mendengarkan lagu-lagu Darin:
1. What if
2. Lovekiller
3. Why does it rain
4. Lovekiller acoustic ver
5. What you're made of
sementara aku berjuang mengetik melalui ponsel. Hehehe.

Btw, cukup untuk usaha jatuh cintaku.
Apa kalian pernah mendapat pertanda? Soalnya aku sering. Dan tentu bukan pertanda yang baik. Aku tidak menganggapnya sebagai kutukan, walau pada awalnya, iya.
Ini semacam pertanda yang harus kau pecahkan sendiri. Seperti sebuah kasus, dimana kau bertindak sebagai sang detektif, menggabungkan satu hal dan hal lainnya lalu membuat kesimpulan. Tidak peduli itu benar atau tidak.
Kadang aku berpikir, kenapa aku memiliki hal mengerikan ini? Kenapa? Tapi, kini aku sedikit senang, setidaknya aku bisa memperingat hal/orang itu agar berhati-hati. Bagaimana caranya? Aku tahu apa yang aku lakukan. Tapi, tidak akan kuceritakan, soalnya akan lumpuh selama beberapa saat alias tidak akan berfungsi, semacam mantra, tapi bukan mantra. Aku bukan penyihir, meski aku akui, aku sedikit bisa meramal dan yang anehnya aku bahkan tak dapat membaca kartu tarot sepenuhnya. Aku yakin, jika aku menekuni ilmu nggak jelas juntrungannya itu, aku bakal mahir pada akhirnya. Tapi aku putuskan pensiun dini, hanya iseng-iseng jika kau mendapatiku sedang bermain tarot.

Apa kalian pernah menonton Final Destination? Yup! Pertanda yang kuterima itu sedikit mirip dengan pertanda di film itu, hanya saja lebih alamiah dan tidak mematikan... Uhm... Entahlah... Apakah kata tidak mematikan itu kata yang tepat. Soalnya, aku pernah tak menyadari suatu hal yang amat sangat buruk yang akan terjadi. Toh, walaupun aku telah melakukan antisipasi dengan 'mantraku', Tuhan-lah yang berkehendak. Aku percaya, jika Tuhan mengijinkan aku tahu, dia akan membuatku tahu dengan caranya. Jujur saja, aku memang agak kurang peka dalam menyadari pertanda itu. Tapi, satu hal yang jelas, jika kau mendapati diriku sedang menatap sesuatu dengan pandangan mata hampa... Itulah. Aku sedang menerima pertanda.

To be continue
N.A.T

Kamis, 17 Maret 2011

HIDUP

Selamat sore semua!
Ketemu lagi! Kuharap kalian tak bosan dengan postinganku yang kali ini sedikit lebih menjurus ke arah penuangan pikiran. Aku tak akan berkata bahwa ini adalah curhat. Tidak. Karena sejujurnya sungguh berbeda.

Hari ini cukup seru buatku di saat perkuliahan berlangsung. Sang dosen TQMku bertanya, "Apa tujuan kalian hidup?"
Sekilas mungkin terdengar sepele dan sederhana, namun dibalik jawaban sejatinya terkandung makna yang dalam.

Ya. Mungkin jawaban yang tepat adalah untuk berserah diri pada Yang Maha Pencipta, Allah SWT.
Namun, jika ditanya jawaban selain itu, diluar konteks religi, maka akan sulit diungkapkan dengan kata-kata.

Ketika aku mendengar pertanyaan itu, aku terhenyak.
Benar. Apa tujuan aku hidup di dunia? Uang? Harta? Harga diri? Prestasi? Atau apa?
Kupikir semua hal itu tidak begitu penting, hanya sebagai penyokong tujuan hidup.

Aku benar-benar memikirkan pertanyaan itu dengan sungguh-sungguh. Tenggelam dalam pikiranku sendiri sementara sang dosen berbicara panjang lebar.

Sejenak mari merenung. Bersihkan pikiran.
Ketika seorang manusia memikirkan arti tujuan hidupnya, kupikir disitulah ia mulai merasakan yang namanya awal kehidupan yang sesunguhnya, tapi dalam hal ini, benar-benar memikirkannya secara mendalam.

Jika aku disuruh menjawab, mungkin aku akan berkata, "Masih dalam proses pencarian." karena itulah yang kualami. Ada dilema bathin dan jiwa jika harus menjawab pertanyaan sederhana itu, selain jawaban menyangkut religi.

Aku pernah mendengar, bahwa ketika lahir, seorang manusia, tepatnya bayi, tangannya tampak sedang menggenggam sesuatu. Nah, ketika genggaman itu mulai terlepas, itulah yang harus di capai dan dicari oleh manusia itu sendiri.

Entah bagaimana cara dan prosesnya, itulah yang dialami manusia sebagai pencarian tujuan dan jati diri.

dah-dah!!!!