Cari Blog Ini

Jumat, 18 Maret 2011

A Memo of My Life part 1

Good night, everyone!
It is 9.00 pm when i did this post.

I am back. Rather routine to post in my blog this week, but not for certainly topics. Just wanna tell you about my daily activies. I hope, you are not being queasy to read this bored post.

Aku pakai bahasa indonesia saja, ya? Soalnya agak lebih tertutup, nggak begitu terekspos, soalnya hanya unek-unek, ingin dalam bahasa inggris, tapi aku lagi enggan melakukannya.

Banyak hal yang ingin aku ceritakan pada postingan kali ini, mulai dari hal-hal sepele sialan sampai hal-hal yang tak akan pernah kau kira. Mmm... Maksudku, hal-hal diluar akal sehat.
*smirk mournfully*

Well! Lets begin it!
Hari ini aku bermimpi aneh. Mimpi yang aneh tentang seseorang yang tak pernah aku harapkan muncul dalam mimpiku.
Aku tak habis pikir kenapa dia muncul begitu saja dalam mimpiku, dan begitu aku terbangun... Puf! Lenyap... Aku lupa dia terkait apa dengan mimpiku. Bukan mimpi yang baik, tentu saja.
Dia orang yang aku hindari selama ini, bukan berarti aku membencinya. Tidak. Tidak sama sekali. Hanya saja, ada hal-hal yang membuatku tak nyaman dengan keberadaannya, apalagi jika dia sudah berada dekat-dekat denganku. Aku memilih geleng-geleng kepala daripada harus menghindarinya.

Jangan berpikiran bahwa aku jatuh cinta padanya. Tidak. Aku bahkan menyukai orang lain. Dan, saat ini aku sedang PDKT dengan seseorang. Nanti aku ceritakan siapa pria itu. Dengan sangat jelas. Tentu saja! <3

Untungnya, saat ini semua salah paham sudah berakhir tentang dia. Aku bisa lega. Amat sangat lega. Satu beban sudah lepas. Dan kini. Masalah lain muncul.

"Aku harus jatuh cinta pada seseorang, atau malapetaka akan terjadi."
Apa kalian berpikir itu lucu? Bagiku tidak. Karena jika aku tidak jatuh cinta padanya, semua berakhir.

Darin.
Ya. Pria itu. Idola asal Swedia yang sempat membuatku tergila-gila setengah mati, sekarang juga, tapi entah mengapa aku merasa agak ogahan karena kehadiran seseorang. Sesorang yang tidak nyata dalam cerita yang kubuat.
Sebuah karakter ciptaanku yang membuatku jatuh cinta padanya. Maaf, tapi aku masih normal. Maksudku, aku lebih menyukai si cowok ini ketimbang Darin yang telah ku daulat sebagai karakter cowok utama ceritaku.

Sulit memilih antara dia dan Darin. Masalahnya adalah aku tak bisa membuat Darin terpontang-panting dengan nasib tak jelas, sementara si cowok keji itu, yang kini kusukai, merebut orang yang paling dicintainya.
Tidak sayang. Aku tak bisa. Aku sayang pada karakter si cowok keji ini, entah mengapa. Mungkin kasihan, tapi kuharap tidak demikian. :)

Dan selama seminggu penuh, pikiranku tersiksa untuk jatuh cinta lagi pada Darin. Its ok. Udah baik. Aku percaya chemistry itu pasti aku dapatkan.
Saat ini aku sedang mendengarkan lagu-lagu Darin:
1. What if
2. Lovekiller
3. Why does it rain
4. Lovekiller acoustic ver
5. What you're made of
sementara aku berjuang mengetik melalui ponsel. Hehehe.

Btw, cukup untuk usaha jatuh cintaku.
Apa kalian pernah mendapat pertanda? Soalnya aku sering. Dan tentu bukan pertanda yang baik. Aku tidak menganggapnya sebagai kutukan, walau pada awalnya, iya.
Ini semacam pertanda yang harus kau pecahkan sendiri. Seperti sebuah kasus, dimana kau bertindak sebagai sang detektif, menggabungkan satu hal dan hal lainnya lalu membuat kesimpulan. Tidak peduli itu benar atau tidak.
Kadang aku berpikir, kenapa aku memiliki hal mengerikan ini? Kenapa? Tapi, kini aku sedikit senang, setidaknya aku bisa memperingat hal/orang itu agar berhati-hati. Bagaimana caranya? Aku tahu apa yang aku lakukan. Tapi, tidak akan kuceritakan, soalnya akan lumpuh selama beberapa saat alias tidak akan berfungsi, semacam mantra, tapi bukan mantra. Aku bukan penyihir, meski aku akui, aku sedikit bisa meramal dan yang anehnya aku bahkan tak dapat membaca kartu tarot sepenuhnya. Aku yakin, jika aku menekuni ilmu nggak jelas juntrungannya itu, aku bakal mahir pada akhirnya. Tapi aku putuskan pensiun dini, hanya iseng-iseng jika kau mendapatiku sedang bermain tarot.

Apa kalian pernah menonton Final Destination? Yup! Pertanda yang kuterima itu sedikit mirip dengan pertanda di film itu, hanya saja lebih alamiah dan tidak mematikan... Uhm... Entahlah... Apakah kata tidak mematikan itu kata yang tepat. Soalnya, aku pernah tak menyadari suatu hal yang amat sangat buruk yang akan terjadi. Toh, walaupun aku telah melakukan antisipasi dengan 'mantraku', Tuhan-lah yang berkehendak. Aku percaya, jika Tuhan mengijinkan aku tahu, dia akan membuatku tahu dengan caranya. Jujur saja, aku memang agak kurang peka dalam menyadari pertanda itu. Tapi, satu hal yang jelas, jika kau mendapati diriku sedang menatap sesuatu dengan pandangan mata hampa... Itulah. Aku sedang menerima pertanda.

To be continue
N.A.T

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Leave Your comment!