Cari Blog Ini

Minggu, 23 Agustus 2015

ATTACK ON TITAN – LIVE ACTION PART 1 REVIEW




 



 Berikut ulasan saya mengenai Movie/Movie ATTACK ON TITAN – LIVE ACTION

HARAP DIPERHATIKAN BAHWA CATATAN INI MENGANDUNG SPOILERS!!
BAGI YANG BELUM NONTON SEBAIKNYA MENGHINDARI CATATAN INI!!
JIKA TETAP MEMBACANYA, RESIKO DITANGGUNG SENDIRI!!!


Ok, minna!
Saya nggak tau mau mulai darimana...
Secara garis besar, adaptasi layar lebar ini sungguh bikin penggemar Attack on Titan akan terguncang hebat.
Kenapa?
Karena beda jauh dengan yang ada di anime (saya blum baca manga-nya, nggak sempat), memang benar jika ada yang berpendapat jika adaptasi itu nggak harus sama. Tapi, rasanya nggak kayak adaptasi gini juga kaleeeeeeeeee!!! *guling2
Kalau bisa dibandingin, walau beda format, adaptasi Death Note versi drama masih mendingan.
Alur drama Death Note juga dipercepat, tapi nggak sampe gimana juga kayak Attack on Titan yang nggak sampe 30 menit udah 2 tahun berlalu. Iya, emang nggak bisa dibandingin, tapi setidaknya perhatikan juga alur, plot, dan jalan ceritanya.... Zzzzz...

Iya, mungkin untuk mempersingkat cerita, tapi, kalau mau mungkin sebaiknya adegan nggak penting kayak Titan jalan kayak orang mes*m dan beg*, nggak usah aja. Scene kayak Titan melahap manusia dengan brutalnya, itu baru dunia Attack on Titan.
Kejam? Tragis? Brutal? Terlalu horor?
Apa coba yang kamu harapkan dari movie yang berjudul “Attack on Titan” kalo nggak ada scene gituannya?? Gore memang adalah inti dari kisah ini.
(Cinta-cintaan, mah, polesan movie aja. Zzzzzzz.... dasar... Mikasa emang sayang Eren, tapi belum sampe tahap pacaran~  )
Kalo ada yang mau protes betapa kejamnya sampe ada yang ditarik 4 penjuru atau kepala lepas , atau banjir darah, mending nggak usah nonton.
Malah, di anime lebih gore lagi—hanya saja di anime, durasinya yang panjang, jadi nggak kentara banget karena ditutupi perkara konflik politik, dll.

Pendapatku pas pertama liat pembukaan adaptasi ini, ada beberapa hal yang diubah.
Pertama, karakter Eren yang pemberani, tetep ada.
Hanya saja mulai goyah sampai pertengahan movie—nyaris sampai akhir, gara-gara sikap dingin Mikasa.
Padahal kalau aslinya, Eren adalah anak yang pemberani dan anti bully. Di movie, Eren, kok, kayak anak yang sombong, pemberontak, dan provokator, ya??? Wkwkwk!
Armin memang cerita di anime, kalo di luar sana ada kolam air yang berkali-kali lipat luasnya (baca: laut), tapi keinginan mereka untuk keluar dinding nggak kayak semberono kayak di movie ini.
Ok, saya paham. Mungkin karena ingin menunjukkan bagaimana kelamnya hidup di dalam dinding hingga dibuat scene mereka melanggar hukum dengan datang dekat-dekat ke dinding sebagai alasan ingin melihat dunia luas itu seperti apa.

Yang membuat my kokoro shock, pas ada adegan Mikasa ‘dimakan’ oleh Titan.
Dalam adaptasi, biasanya ada hal yang tega banget sampe rubah frontal dengan menghilangkan karakter penting, Aku takut itu juga terjadi di movie ini.
Aku benar-benar shock!
Soalnya, adegan lebaynya—dimana Mikasa nggak berdaya, sementara Eren tertahan untuk menolong, kayak di adegan-adegan perjumpaan terakhir beneran.
Bener-bener bikin kokoro ini dag-dig-dug nggak karuan!
Hebat banget kalo mereka sampe ngilangin Mikasa! Wkwkwkwk
(Saya berontak kalo itu terjadi! Sudah cukup dengan Levi yang diganti dengan Levi gadungan tukang makan apel dan songongnya minta ampun, serta tukang tikung....
Tapi, untunglah, itu nggak mungkin. Pfftttt!!! 3 karakter inti cerita ini: Eren, Mikasa, dan Armin, kalau pun mereka mati, nggak secepet itu! Kecuali Levi, dkk. 

Oh, ya! Soal tikung-menikung, kalo kalian perhatikan, Mikasa emang kejam, ya?
Walau sebenarnya muka Mikasa nggak rela gitu makan apel pemberian Shikishima.
Wkwkwk!
Shikishima emang keren, tapi nggak bisa ngalahin kekerenan Levi!
Oh, ya! Pas Shikishima muncul yang cuman siluet, aku kira Levi yang muncul!!
Apa ini adegan untuk memperjelas kalau Shikishima adalah Levi versi Jepang?
Wkwkwk Sudahlah.... saya sudah rela Levi ditiadakan (asal jangan mati aja di animenya.... )


Aku kira Levi... Siluetnya bikin aku terkecoh... -_- Aku di PHP....

Yang menarik soal tikung-menikung, kalau kalian masih ingat, Ayahnya Eren adalah tukang tikung juga! Dia tikung Si Paman Souda! Wkwkwk mungkin ini yang dinamakan “KARMA”!
Buahahaha!!
Kasian Eren, harus kena karna akibat perbuatan ayahnya!
Muncul sebuah pertanyaan: “Sejak kapan Eren dan Mikasa jadian?”
Wkwkwk
Saya juga bertanya-tanya demikian.
Entah faktor translate atau memang udah jadian sedari awal.
Hmm... Waktu liat di trailer dubbing Eng, ada scene Mikasa lagi K*ss ama seseorang
(nggak yakin itu Eren atau Shikisima—feelingku bilang itu Eren, tapi, kok, disini kagak ada?
Aturan region, kah? Atau emang di movie selanjutnya? Atau gimana??????
Apa dicut, ya, gara-gara banyak yang complain kenapa ada fan service kayak gitu?
Nyebelin banget kalo nonton trus di cut! #fliptable
Atau aku yang ngelewatin, ya????
Ada yang tau? Yang udah nonton, tolong beritahu aku itu scene ada di menit ke berapa, ya?!
Itu Shikisima apa Eren yang k*ss Mikasa. Greget aku jadi penasaran gini!! #fliptable

Lalu, Armin gimana?
Armin disini cute banget. Wuahaha!
Sangat cocok dengan yang di anime, meski fisik nggak mirip.
Trus, karakter yang sangat mencolok dan bisa dibilang secara tampilan mirip!
Ya! Hans!
Akting pemeran Hans disini sangat keren!
Apalagi scene kalo penyakit gila ‘cinta ama Titan’-nya muncul, ketawanya, ituloh~~
Buahahaha!!
Sangat khas Hans sekali!

Hal lain yang menarik perhatianku adalah teknologinya.
Yang penggemar Attack on Titan, pasti langsung mengeryitkan kening.
“Kok, ada helikopter, sih?”
“Kalo ada helikopter, itu artinya mereka punya teknologi yang hebat. Sampai-sampai mereka pake Tank segala, bukan kuda. Lantas, kenapa mereka nggak manfaatin teknologi itu?”

Ok! Gini! Yang soal helikopter, udah dibantah di movie-nya sendiri. Mereka nggak boleh terbang—entah alasan apa. Mungkin untuk tidak menarik perhatian para Titan. Nah, loh? Trus, Tank-nya gimana? Bukannya malah lebih heboh?? Kalo rusak gimana, tuh? Dapat supply persenjataan darimana lagi? Gimana bahan bakarnya??? Dapet darimana? Dinding itu seluas apa, sih? Yang paling luas, kan, cuman zona pertanian. Emang di zona perdagangan ada tambang, ya??? Kenapa nggak pake kuda, ya??
(mungkin kru perfilman susah dapat kuda , plus latih mereka mungkin juga butuh waktu. Wkwkwkkwk )

Karena based original story-nya adalah German, mungkin untuk adaptasi menjadi orang Jepang, istilah kayak Dinding Maria, Rose, dan Sina, diganti dengan istilah lain: zona pertanian, zona perdangan, nggak tau yang terakhir, mungkin zona pemerintahan/militer (ngasal gue! Wkwkwk)
Ada lagi yang menarik untuk diperhatikan.
Pos jaga mereka itu kok kelihatan ngasal, ya?
Kenapa ngasal?
Iya! Ngasal! Masa selama 100 tahun lewat, pos jaga nggak ada kemajuan? Puing-puing ada dimana-mana kayak baru aja ada pertempuran. Kenapa mereka nggak pos jaga di perbatasan puncak dinding? Kayak di animenya? Jadi, kalau ada Titan yang nyerang, kan, bakal ketahuan lebih dulu.
(di animenya nggak ada scene jaga gitu pas Titan raksasa nyerang, tapi setidaknya masuk akal dikitlah. Masa nggak ada yang jadi pengintai di puncak dinding di movie-nya? Kok, malah jaga di pertahanan kedua yang lebih rendah? Gimana nggak gampang diembat ama Titan, tuh? Ini yang ngatur siasat siapa??? Siapa kaptennyaaaaa??? Wkwkwk aku banyak protes juga )

Yang jadi sumber motivasi Eren disini adalah terbunuhnya Mikasa dan simpatinya akan kemanusiaan.
Padahal, motivasi terkuat Eren itu yang original story adalah ibunya yang disantap Titan di depan mata... -,-
Bukankah lebih dalam lagi kalo ibunya yang mati?
Nah, disini malah Ayah Armin yang disantap Titan....   


Armin juga nggak diekspos perasaannya kehilangan ayahnya...
Apa ini? Apa ini? Dasar gaje! *nendang kaleng dengan muka sebal

Kayaknya dua tahun setelah tragedy runtuhnya dinding, Eren dan Armin akhirnya menjadi pasukan pelindung gitu. Di sinilah hal yang berbeda lagi, nggak kayak di anime dan cerita originalnya. Di movie ini, Eren, Armin, Mikasa, Jean, Sasha, dkk, tiba-tiba aja udah jadi pasukan pengintai. Wuaaaaaaaaaaaaatttttt?????
Kok, ceritanya maksa bangeettt???
Movie ini terlalu dipersingkat!
Padahal, kalau mereka memang berniat membaginya menjadi part 1 dan part 2 (part 2 bakal tayang September 2015, nggak tahu buat Indonesia kapan), lebih bagus dan lebih meraup keuntungan jika mereka membuat secara detail, nggak secara mirip banget dengan cerita aslinya, sih. Hanya saja, tolong diperjelas sedikit mengenai squad mereka. Kan, nggak semua orang yang nonton Movie-nya pernah baca atau nonton cerita aslinya gimana. Dalam cerita aslinya, squad di bagi menjadi 3 bagian, sesuai dengan jumlah dinding yang melindungi kota, yaitu Garrison, Military Police Brigade, dan Survey Corps .
Masing-masing punya tugas dan unit tersendiri.
Bagi yang sudah nonton, kalau kalian perhatikan, seragam Eren, dkk, sudah memakai lambang kebebasan alias lambang squad pengintai sejak gabung ke pasukan. Nah, bener, kan? Cepat banget alurnya. Tiba-tiba udah masuk squad pengintai. Setidaknya ada penjelasan, kek, mengenai squad lain dari sudut pandang Eren yang menjelaskan mengenai squad yang Eren masuki, biar orang yang baru nonton juga paham. Bisa-bisa mereka berpikir kalau squaq-nya cuman ada satu jenis. Di awal movie saja ada squad yang memakai seragam Garrison, tapi nggak ada penjelasan. Padahal, kalau dijelaskan, mungkin orang yang baru nonton cerita ini akan menjadi lebih tertarik. Sayang banget...

Lalu, kembali ke soal masalah teknologi. Penggunaan 3DMG baru ada saat itu juga. Sampai-sampai Hans tangannya keseleo, nyaris terjang anggotanya sendiri 
(saya ngerti, mereka mau kasih unsur humor, tapi, please....)
Blum ada juga pelatihan mengenai penggunaan 3DMG secara baik, langsung main turun ke lapangan aja. Apaan, sih? Nggak bertanggung jawab banget! Siapa kaptennya, tuh? Siapa petingginya???
Alhasil, mereka pontang-panting aja bawa 3DMG laksana aksesoris sambil dikejar-kejar Titan...
Hadeh...
SANGAT. TIDAK. BERTANGGUNG .JAWAB!
Jangan heran kalau anggotanya banyak yang mati....
Ckckck...

Ada banyak sekali tanda tanya di movie ini... SA.NGAT. BA.NYAK!!!! wkwkwk!

Mengenai Titan-nya. Huahahaha. Titannya lucu dan ngegemesin, walau mulai rada serem pas scene ngebantai orang. Ada yang merhatiin nggak kalo ada Titan yang ludahin manusia setelah dicabik-cabik tiada ampun? Buat apa ituuu?? Kenapa nggak dimakan???
FAILED! FAILED! FAILED! Wkwkwk Kayaknya Titan itu lupa kodratnya! 


Muka-muka para Titan di anime emang rada mes*m, tapi di movienya malah lebih mes*m! Wkwkwk
Malah ada yang mirip ama...
Ah... Sudahlah.... wkwkwkwk...
Ekspresi mereka juga ada yang lucu-lucu, kayak seneng banget dapat mainan baru! Wkwkwk
Ada yang kayak om-om mes*m ngincer cewek-cewek cantik, ada yang kayak orang oon nggak tau mesti ngapain, yang anehnya lagi, masa ada orok??? Titan orok??? Hellooo??????? Ada apa ini??
Titan cebol emang iya ada!! Nah, loh, ini? Orok? Ngapain? Alat reproduksinya aja nggak ada!!
Apaan, sih??? Apa mungkin, misteri kisahnya dibeberkan duluan di movie, ya? Entahlah...

Yang nggak aku sangka-sangka adalah ada scene, ehem... ehem,.. Eren lagi.... Ah, sudahlah.... :”v
Hanya mencemari nama baik Eren yang polos! Wkwkwk!
(Pemeran Eren got benefit of her, tuh! Wkwkwkkwk! Wuanziiiiir gilllakkkk~~~!!)
Kalau soal kisah percintaan di movie ini, saya nggak tau, deh. Lebih memusingkan daripada kehadiran Titan sendiri. Mikasa suka Eren, tapi ada Shikishima yang nikung. 

Mungkin ada U dibalik B.
Hehehe...
Ada kemungkinan kalau Mikasa mengetahui sesuatu mengenai Eren yang bisa menjadi Titan.
Nggak tau juga, ya, kenapa sikap Mikasa tiba-tiba dingin ama Eren, Pasca trauma kah? Atau ada alasan lain? Wkwkwk ! cewek plin-plan! Awalnya cuek, pas Eren dimakan, malah ngamuk kayak orang lupa akal!
“CEWEK”
(Eh, aku cewek, ya? Wkwkwkkwk  )
Dari gelagat Mikasa dan Shikishima, mereka sepertinya sedang mengatur sesuatu.


Tauk, deh, apaan. Masa sampai nyakitin kokoro Eren segala? Buat apa? Buat bangkitin Titan Eren?
Please~~

Ada dialog Mikasa yang kayak gini, “ Eren, apakah ini salahku?”
Nggak tau ini apaan maksudnya? Aku gagal paham disini. Wkwkwk. Ada yang bisa jelasin?
Apakah Mikasa udah tau sedari awal kalau Eren bisa menjadi Titan?
Apakah Mikasa seketika itu juga tau kalau Titan itu adalah Eren hanya dari sorot matanya?
Apakah Mikasa merasa bersalah karena kematian Eren sehingga ia rela mau dimakan ama Titan Eren?
Apakah? Apakah? Apakah? Entahlah... Saya gagal paham...wkwkwk
Tapi, pas Titan Eren tumbang dan squad pada turun rame-rame, Si Paman Souda ngomong sesuatu yang aneh!
(Apa mungkin kalau Souda dan Ayah Eren bekerja sama mengenai projek Titan manusia???)
Trus, tiba-tiba aja Mikasa dengan tanpa ragu-ragu nebas punggung leher Titan Eren....
Weks.. (I_I)
Udah tau dari awal, ya?
Weleh-weleh.....
Apa ini? Apa ini???
Saya bingung...
Tapi, karena ini Attack on Titan dan saya suka, sudahlah....
Nonton aja... wkwkwk
Mungkin akan lebih jelas di part 2...
Entahlah...
Smoga plotnya di part 2 nggak kejar tayang
Kesannya maksa banget soalnya.
Kasian Eren.. wkwkwk
Ganti judul aja, sono!


                                "EREN YEAGER: ATTACK ON MY KOKORO" 


PS. Semua pake nama depan aja, nggak pernah nyebutin nama kluarga. Ada apa? Masa diganti juga?
Wkwkwk! Mungkin bakal di Japanisasi! Apaan, tuh? Wkwkwk!

   
Nah! Ini ada yang bahas  Attack on TItan , Lengkap dengan komentar "favorite scene"-nya! 
(Kalo aku,mah, itu scene nista! Hanya menistai Eren dengan scene yang sia-sia dan nggak penting!)
https://www.facebook.com/eric.ejercito/videos/1178836775465801/ 
Trus, dibahas pula mengenai salah satu anggota yang bisa ngebalik Titan dengan gaya Sumo. Adrenaline rush? please!!
Juga ada kostum yang disindir karena mirip gaya Vincent Valentine! 
Iya, emang langsung ingat Vincent! xD
Saya juga lelah dengan karakter yang suka makan apel.
Dah, cukup dengan Ryuk dari Death Note.
Apa mau nyamain kalau Shikishima layaknya seorang Shinigami untuk para Titan?
(namanya juga agak mirip-mirip vokalnya~  )
Please...
Ah..... Sudahlah...
Saya kecewa, tapi nggak benci, kok...!!



Ada yang mau nambahin? wkwkwk!

Review Drama Death Note Ep 1

Berikut ulasan saya mengenai Movie/Movie Cloud Atlas HARAP DIPERHATIKAN BAHWA CATATAN INI MENGANDUNG SPOILERS!! BAGI YANG BELUM NONTON SEBAIKNYA MENGHINDARI CATATAN INI!! JIKA TETAP MEMBACANYA, RESIKO DITANGGUNG SENDIRI!!!

Copy the BEST Traders and Make Money (One Click) : http://ow.ly/KNICZ
Berikut ulasan saya mengenai Movie/Movie Cloud Atlas HARAP DIPERHATIKAN BAHWA CATATAN INI MENGANDUNG SPOILERS!! BAGI YANG BELUM NONTON SEBAIKNYA MENGHINDARI CATATAN INI!! JIKA TETAP MEMBACANYA, RESIKO DITANGGUNG SENDIRI!!!

Copy the BEST Traders and Make Money (One Click) : http://ow.ly/KNIBerikut ulasan saya mengenai Movie/Movie Cloud Atlas HARAP DIPERHATIKAN BAHWA CATATAN INI MENGANDUNG SPOILERS!! BAGI YANG BELUM NONTON SEBAIKNYA MENGHINDARI CATATAN INI!! JIKA TETAP MEMBACANYA, RESIKO DITANGGUNG SENDIRI!!!

Copy the BEST Traders and Make Money (One Click) : http://ow.ly/KNICZ
Berikut ulasan saya mengenai Drama Death Note


HARAP DIPERHATIKAN BAHWA CATATAN INI MENGANDUNG SPOILERS!!
BAGI YANG BELUM NONTON SEBAIKNYA MENGHINDARI CATATAN INI!!
JIKA TETAP MEMBACANYA, RESIKO DITANGGUNG SENDIRI!!!

Hmmmm.......
Hari ini baru aja liat Death Note versi drama.
Baru satu episode, sih...
Reaksiku.....
Jelek.....
Jelek, jelek, jelek, jelek, jelek, jelek, jelek, jelek, jelek, jelek, jelek, jelek, jelek, jelek, jelek, jelek, jelek, jelek, jelek, jelek, jelek, jelek, jelek, jelek, jelek, jelek, jelek, jelek, jelek, jelek, jelek, jelek, jelek, jelek, jelek, jelek, jelek, jelek, jelek, jelek, jelek, jelek, jelek, jelek, jelek, jelek, jelek, jelek, jelek, jelek, jelek, jelek, jelek, JELEEEEEEEEEEEEKKKKKKKKK!!!!!!!!!!!!!!
Huft.....
Tapi.... lanjut juga nontonnya... Soalnya Death Note, sih. Hahaha.  (๑˃́ꇴ˂̀๑)
Yah.... tapi, kan, nggak seru juga kalau kisahnya pas sama di manga, kan?
(walau saya rada kecewa, sih.....)
Kita anggap saja ini adalah Death Note Alternatif.
(ngakak)
Kayak kasus Movie Spiderman aja, ya?
Karena saya fans banget ama Death Note dan pengarangnya, rasanya tangan tergelitik buat kasih kritik dan komen.
Sudahlah.....

Saya bahas dari segi penyampaian story, karakter, setting, dan akting, aja, yah!
OK!

1. Intinya tetep aja sama, pertarungan Kira dan L, tapi ada beberapa poin yang berubah, semisalnya Ibu Kira meninggal, padahal di manga-nya Ibunya masih hidup. Keknya di movienya juga, ibunya masih hidup... lupa2, nih...
Karena kematian ibunya itu maka akan ada alasan nanti buat L cepet menemukan Kira, ini mungkin agar proses L dimatiin dipercepat, soalnya ada Near dan Mello yang bakal muncul.
Oh, ya! Disini, Ryuk ngasih Death Note bukan di lingkungan sekolah, tapi di jalan2 gelap nan sunyi.
#ngakak
Pake ada bulu yang jatuh segala lagi.

 (Bulu Ryuk yang jatuh di atas Death Note. Dasar Shinigami lebay~! )

Dramatis banget. #guling-gulingngakak
Jangan cemas, bagi pecinta Near, meski kayaknya pemain Near masih muda, tapi, kayaknya dia tau betul peran yang akan dimainkannya.
Dia cewek, loh~~
( INI APAAN??? IDOL TRAPKAH???)
Saya jadi dilema.....
‪#‎rohlepasdarijiwa‬
kentara banget dia cewek...
hiks....
Kira di sini malah kerja sambil kuliah.

Entahlah apa maksudnya... mungkin karena ibunya telah tiada.....
dan....
Ah..... Disini, Kira sempet2nya ngidol juga ama temennya ke Grup Misa Misa....
‪#‎ihavenowordsforit‬

(Kira ngidol ama Misa-Misa! // wuaaatt? why? Mungkin  untuk 
menggambarkan kondisi anak Jepang sekarang yang suka ngidol. Entahlah.... )

Kira disini lembek banget. Mungkin karakternya akan kuat seperti di manga atau movienya seiring berjalannya episode lainnya....

2. Trus, disini Kira udah kuliah, mana jurusannya, jurusan Ekonomi lagi. Kalo nggak salah, jurusan Kira itu Hukum, bukan Ekonomi. Soalnya ayahnya kasih buku Hukum gitu, deh. Entahlah... lupa-lupa ingat aku... Hmmmm....

3. Misa Amane, disini, bukannya malah Idol tunggal, tapi malah grup Idol dengan 3 member.... =_=)
saya nggak suka kostumnya... JE.LEK. BA.NGET!
Biru, Merah, Ijo. Emang lampu merah????
Yah..... Saya paham, si penulis pasti pengen membuat karakter dan pesona Misa, naik sedikit demi sedikit. Mungkin nanti Misa bakal melakukan debut sendirinya. Mungkin seperti itu...Mungkin..... Entahlah... =_=)
Trus, yang paling ajaib dari Misa versi ini, dia itu kadang cantik, kadang jelek. Sesuatu banget, deh. Kayak main buka-tutup pintu gitu,main cilukba, deh, pokoknya.
Padahal, Misa itu punya ciri khas: cantik gothic lolita dewasa.
Disini, kesannya nggak dapet....
=_=)

 (Lampu merah! Hahahaha! xD Di luar negeri ada
yang nggak pake warna kuning, tapi biru. )

4. Apalagi, ya? Oh! L! L disini... gimana, ya..... anak muda yang ceria banget....
=_=)
Pakaian standar L-pun berubah...
bukan kaos putih & jeans biru, tapi kemeja putih & celana putih kain.....
Itu Eru apa Near versi dewasa?
=_=)
Mungkin akan berubah seiring berkembangnya jalan cerita, karena ini kan, drama yang mungkin akan makan sampe 2 season gitu...


 (Disini, karakter L sangat ngeboss, perfectionist, dan gila kebersihan )

5. Rumahnya kira agak beda.... kalo kamar, ya, masih mending rada sama. Kira banget. Tapi, ruang tamunya beda.... malah sempit banget keliatan....

6. Adeknya Kira nggak imut (-_-)



7. Ryuk disini kok lebih banyak tingkah, ya? Yah, emang Ryuk tertarik banget dengan dunia manusia, tapi rasanya nggak gitu juga kali. Kalo di manga & movie-nya, Ryuk terkesan kalem, brengsek, dan licik. Disini malah kayak temenan ama Kira... Hadeh...... Anak yang girang baru dapet mainan....
(mainannya Kira, kali, ya?  (๑˃́ꇴ˂̀๑)  )

 

8. Watari disini juga rada gimana~~ gitu... hah....
TAPI! Dia memang cocok meranin Watari, hanya saja kurang tinggi dan kurus.... trus dia terlalu semangat... Hmm... kakek yang berjiwa muda, ya? ꋧ(⋆ʾꇶʿ⋆)


(Memang agak pendek dan nggak setegas Watari di Manga, tapi 
setidaknya dia versi Watari yang paling semangat! Hahahah! )

9. Ini yang bikin aku geli ngeliatnya......
NGAPAIN L MAKE CINCIN SEGALA????? EMANG DEMAM BATU2AN SAMPE NULAR KE DRAMA JEPANG SEGALA???????
Bukan cincin kek di Indonesia, sih, lebih tepatnya cincin perak. Mungkin aja ada hubungannya dengan teknologi yang dimilikinya atau alat komunikasi dengan para anggotanya gitu.
(lambat laun, akhirnya saya tahu kalau itu adalah alat komunikasi L... #mojok)
DAAAANNN!! Yang paling aku bikin mengerutkan kening....
gaya tangan khas L, nggak dapet...
Mana pake tudung segala, lagi....
Nggak usah kasih kesan misterius gitu, karakter L aja masih misterius sampe sekarang.
=_=)a
Aduh.... Ini bener2 Death Note Alternatif.....
Trus, rada aneh, deh, ruang kerja L di drama-nya.
Mesti tembus jalan masuk yang berlapis2 gitu, kek banker bawah tanah.

 (Apa ini? Mau main tinju, nak? #ROFL  xD )

10. Yang paling menarik menurutku adalah karakter Touta, semangatnya benar2 sama dengan yang di manga. xD



11. Jujur saja, kadang background music-nya rada ganggu. nggak pas pada beberapa scene. perlu diganti, deh!


Terlepas dari semua itu, mari kita bahas dari para pemain di Death Note versi Drama ini!!

1. Kira. Hmm..... jika mau dibandingkan dengan yang versi movie, kegilaan Kira di drama masih kurang dapet. Di manga-nya juga beda.
Kira itu adalah sosok yang dingin, pscyco keadilan, ambisius, tegas dan sombongnya minta ampun, cin!
  (ᗒᗜᗕ)՛̵̖
Kira di manga & anime : kegilaannya level dewa
Kira di Movie : kegilaannya lumayanlah...
Kira di drama : kegilaannya lebih mirip orang lagi kena trauma...
Ah..... apalah ini semua ini.....
~(・∀・)~
Tapi, semangat Kira-nya di drama lumayanlah.
Disini, Kira kelihatan banget rasa bencinya daripada rasa keadilannya. Pendapat pribadi, sih.
(๑´ㅂ`๑)
Kira di drama ini rada lembek gitu.....
Mungkin karena harus melalui pembentukan karakter, ya, dalam drama.
Padahal Kira di manga itu, aslinya udah kek Dewa Kematian meski tanpa Death Note.
“ψ(`∇´)ψ
Ekpresi wajahnya aja udah mematikan.
Akting pemainnya di drama saya acungin jempol, deh!
Jempol karena kayaknya dia yang paling terlihat bekerja keras dalam penghayatan karakter Kira.
(⌒▽⌒)
Dari segi fisik, keknya dia ini lebih manga banget.
Keknya saya jadi jatuh hati Kira versi ini. (੭ु˙꒳​˙)੭ु⁾⁾
Yang versi L-nya juga saya suka, tapi.... ada tapinya~ (>y<)

 (Bibir L sangat Sekuseh~~  ٩(♡ε♡ )۶  )

2. L alias Eru, di drama ini. Ampun, DJ~~~
~(Y∀Y)~
Nih, L versi drama songong amat, yak? Bagus, sih, saya suka, tapi, kesan ke-khasan L-nya jadi kabur gitu....
Aktingnya bagus banget. Dari semua pemain yang saya liat di episode perdana ini, dia yang paling bagus. Hanya saja, dia kurang menjiwai karakter L~~
mungkin karena tuntutan dari para pembuat drama, biasanya mereka minta agar membuat L versi dari para pemain sendiri.
Tapi.... ini keterlaluan~~~
L disini songong banget~~~
trus, gimana, ya? nggak ada jalan khas L-nya...
bungkuk2 gitu...
Ah.... bukan L yang kita kenal, deh....
Ini makhluk mungkin dari Pluto....
Songong, narsis, apalah....
Dia L versi nakutin...
TT^TT)
‪#‎nangisbombai‬
Tapi, KAWAIIIIIIIIIIIII~~~~
(♥ω♥ ) ~♪
‪#‎kumatdehikemenfeverku‬

3. Ryuk. Yah. udah saya bahas. lagian dia cuma efek. (´艸`〃)


4. Adiknya Kira. Aktingnya kurang penghayatan banget. Pemain Misa masih lebih mending aktingnya dalam menghayati karakternya.

5. Misa Amane. Walau dari segi fisik nggak terlalu cantik, tapi aktingnya terlihat menjanjikan. Rasanya saya jadi ngerti kenapa mereka memilih dia.

6. Near. Kalo ini masih abu2, soalnya baru liat beberapa detik aja. itu pun cuman scene yang gimana, gitu.
'__')
Ingat, ya! Jangan sampe kena trap! Dia cewek!
Trus, Melo, entahlah, mungkin dia berubah jadi boneka kayu...
hiks.... scene-nya nggak jelas.....
Apalagi, ya? Kayaknya nggak ada habisnya buat dibahas, deh....
Yah.... namanya juga drama.... sekali lagi, kalau ceritanya sama, penonton akan cepat bosan. Saya tahu dan paham maksud Si Penulis, mungkin Si Penulis bermaksud membuat fondasi ceritanya sedikit demi sedikit hingga menjadi kuat. Di drama ini, keknya penulis juga berusaha membuat penjelasan yang lebih detail mengenai dunia Death Note, yang hanya saja sungguh sayang, agak merubah ke-khasan Death Note itu sendiri... Hmmm.....

Tapi, adanya drama ini juga bikin para fans Death Note cukup terhibur-lah... (*´▽`*)
Ada pemain dengan wajah2 baru dan fresh-fresh! ◟(◔ั₀◔ั )◞ ༘♡
Ini adalah Death Note dengan atmosfer baru.
Jangan terlalu dijudge-lah.
Nikmatin aja.
Haa~~~
Nggak sabar pengen liat pertarungan Kira dan L!! Dan Near juga!!!
Smoga ini, meski agak (sangat) melenceng dari aslinya, tapi nggak jauh-jauh dari manga-nya.
Ada Near, mestinya ini seru. Mestinya..... Hmm.....
Smoga aja Near nggak seperti yang aku pikirkan... (berkepribadian ganda, soalnya nggak ada Mello manusia yang muncul, yang ada cuman boneka kayu versi Mello yang diajak ngomong....)


(Koleksi manga Death Note milikku! ♡✧。 (⋈◍>◡<◍)。✧♡ )


NOTE::
Jangan ngejudge terlalu dini karena poster dan perkataan orang sebelum nonton sendiri, deh!
Worth to watch, dah!  ♡(.◜ω◝.)♡
==Death Note==

Rabu, 11 Februari 2015

ULASAN FILM/MOVIE GONE GIRL




http://www.imdb.com/title/tt2267998/


ULASAN MENGENAI MOVIE "GONE GIRL".
PERHATIAN! TULISAN INI MENGANDUNG SPOILER!! YANG BELUM MENONTONNYA, HARAP LEWATKAN SAJA!

Okay. It's been 4.03 in the morning. Just finished Gone Girl. Fiuh! That movie are sick, psycho, and out of word, insane. But, it's beautiful. Full of art in it. Art of deceiving. LoL.
Yup! Awal saya mengira movie ini tentang seorang pria yg wanitanya diculik, trus bertemu wanita lain dlm pencariannya dan bersama-sama melawan rintangan yg ada untuk menemukan wanita si pria. Entahlah, mungkin saya salh baca sinopsis. Hahaha.

Ya, Allah! Setelah nonton, pas pembukaan. Saya mengeryitkan kening! What the hell kind of man wanna crack his own wife's skull???? Eh. Usut punya usut. Istrinya psiko. Pantasan gila suaminya ngomong gitu. Hahaha.
Otaknya orang psiko emang sangat menarik untuk dibedah.
Saya terkecoh. Saya baru sadar kalau pemeran utamanya adalah Sang Istri, bukan Sang suami yang sebagai narator diawal ceritanya. Lambat laun karakternya bergeser ke Sang Istri. Weeekksss!!! Hebat.

Ok. Movie ini genrenya cukup berani dan gila. Menampilkan sisi lain dari perempuan yang biasanya feminin, imut, dan lembut. (ugghh. Saya lapar saat ini. Pengen tidur...)
Keseluruhan movie ini hanya ada satu poin secara keseluruhan menurut saya.

"MARRIAGE"
Alias pernikahan.

Well. Penulis juga ngerti gimana pernikahan itu. Susah sekali. Bayangan hidup seumur hidup dengan orang sama, tidakkah itu mengerikan? Mengerikan bukan artian takut akan orang yg sama. Tapi, segala hal yg akan dihadapi bersama ke depan akan menjadi ujian yg berat. Entah itu bayang-bayang masa lalu atau masalh yg terjadi pada masa real time. Pernikahan bukan hanya sekedar punya pekerjaan bagus, rumah bagus, punya anak, atau asuransi masa depan. Namun, bagaimana mereka menghadapi guncangan hebat dalam rumah tangga. Kebiasaan kecil yg buruk dimata pasangan bisa jadi hal yg memicu hal yang besar dan ujung-ujungnya akan membuat retak rumah tangga tersebut. Ini bukan soal overrated pemikiran atau terlalu paranoid akan pernikahan. Semua orang menginginkan pernikahan yg sempurna. Sayangnya, hal itu tak terjadi di dunia nyata. Masalah keuangan, beda pendapat dan prinsip sampai perselingkuhan kadang kala mewarnai pernikahan, mau tak mau itu ada dan nyata. Kita hanya bisa bertahan dan berjuang. Bertahan dan berjuang adalah tiang, pilar, bagi keutuhan rumah tangga tersebut, terlepas seberapa buruk maslh yg dihadapi.

Nikah nggak seperti orang pacaran. Yang mana kala kalo brantem dan beda pendapat trus dengan gampangnya pisah. Menikah membutuhkan komitmen yang tinggi. Entah seburuk apa pasangan kita setelah menikah, itu adalah resiko. Entah masalah apa yg menimpa rumah tangga kita, itu resiko. Karena menikah penuh dengan resiko. Maka dari itu, memilih pasangan nggak boleh sembarangan. Jangan asal karena cantik atau tampan. Karena dia baik dan pintar. Karena temen-temen udah pada married duluan, tuntutan orang tua, atau karena kebelet pengen nikah. Ketampanan dan kecantikan itu memudar seiring waktu. Serta hal yang dipaksakan nggak semuanya bagus. Carilah yg karakternya sesuai denganmu dan merasa nyaman dengannya. Mencari pasangan itu bukannya yang harus sempurna, tapi yang tepat dan benar buat kita. Karena yang terbaik di dunia, belum tentu baik buat kita.

Dalam suatu hubungan. Beberapa hal penting yang perlu dipegang kuat-kuat.
1. Kepercayaan.
Ini adalah dasar dari semua hal. Istilahnya pondasi bagi sebuah rumah tangga. Kepercayaan bukan hanya sekedar menyangkut kata-kata. Tapi, perbuatan dan pandangan akan seseorang terhadap kita. Percaya dia setia. Percaya dia orang yang baik. Percaya dia bukan pria yang sama seperti douchebag diluar sana, dll. Jika hal ini terbukti salah. Maka yang ada adalah rasa kecewa yang tak terkira. Maka dari itu kepercayaan adalah hal yang utama.

2. Kejujuran.
Ketika pasangan berbohong pada kita. Virus "curiga" akan mulai bereaksi. Tak akan ada kata yg terlontar tanpa ada perasaan curiga. Maka dari itu sangat penting jujur satu sama lain. Rasa curiga akan mengarah pada ketidakpercayaan, dimana hal ini akan memicu api pertengkaran. Selebihnya silahkan bayangkan sendiri.

3. Penerimaan.
Ok! Jujur boleh aja. Itu bagus. Tapi, apakah saling jujur satu sama lain masalah udah fix? Nggak. Ada yg namanya umpan balik. Dan itu adalah penerimaan. Jujur pada pasangan tanpa ada sikap menerima. Well... That's worst. Yg ada malah jadi sasaran makian dan sakit hati. Kata-kata kasar terlontar dan bisa jadi aksi ringan tangan mewarnai bencana rumah tangga ini. Akhirnya kekerasan dalam rumah tangga menjadi babak baru yang menyakitkan.

4. Kesetiaan.
Mungkin ada yg bertanya-tanya. Kenapa kesetiaan ada pada urutan ini? Simpel. Setia bukanlah tolak ukur yg pasti pasangan nggak selingkuh. Bisa aja, kan, dia emang setia ma kamu (cintanya), tapi fisiknya nggak setia? (pembaca ngertikan maksudnya disini?) setia identik dengan pengkhianatan. Dan pengkhianatan bukan hanya dalam bentuk selingkuh, tapi juga memecah belah rasa percaya satu sama lain. Itulah kenapa kepercayaan penulis tempatkan diurutan paling wahid.

Ada yang mau menambahkan? Silahkan komen! :)
Kembali ke kisah movie ini. Kisah movie ini jelas menggambarkan betapa gilanya perempuan ketika berada pada titik yang begitu tersakiti. Ketika seorang perempuan tersakiti. Apapun akan dia lakukan. Apalagi soal balas dendam dan memberi pelajaran pada seseorang yang menyakitinya, meski penulis adalah perempuan, penulis setuju bahwa seorang perempuan yang memelihara dendam dan sakit hati lebih mengerikan dari ganasnya perang dan dunia nyata. Movie ini contohnya, walau terkesan ekstrem.
Pesan yang saya tangkap dari movie ini, ya, simpel.

"Jangan coba-coba mempermainkan hati perempuan."

Salah-salah malah jadi bumerang buat diri sendiri.
Kalo merunut Amy itu psiko. Harusnya kita lihat dulu apa yang membuatnya seperti itu. Bagi yang sudah nonton pasti tahu sendiri kenapa. Hahaha. Terlihat jelas bahwa Amy memiliki trauma dan mentransformasikan trauma itu menjadi sebuah kenekatan yang gila.
Perempuan memang sensitif dan nekat jika sudah diselingkuhi dan disakiti hatinya. Istilahnya, tiada ampun bagimu.

Kalopun dimaafin, bakalan bernasib 11-12 dengan Si Nick.
Istilah silentnya: "Aku hancur, kamu juga hancur. Kita sama-sama hancur."
Hiiiiy!! Ngeri juga, ya?! Hahahaha.

Hah..... Dunia emang nggak adil dan manusia nggak pernah puas. Amy dapet Desi yang memujanya nyaris seperti dewa. Stalker tampan yang kaya raya. Desi diperanin by Neil Petrick Harris. Rasanya janggal liat dia berperan serius kalo udah terbiasa dengan HIMYM.

Jujur, deh, Si Desi adalah impian semua wanita. Siapa coba yang nggak mau???? Tapi, namanya juga cinta. Kalo bukan dia yang disuka, yah, susah juga. Kasian Desi mesti mati di penghujung cerita.
Pesan untuk pria diluar sana, jangan suka, deh, mempermainkan perempuan. Ntar kasusnya seperti film ini. Khan ngeri, toh.
Wanita memang makhluk berbahaya.
Penulis mengakuinya. Hahahaha.
Entah kenapa selama nonton ini keinget ama drama USA "Revenge". Mungkin karena temanya sama kali, ya?
Baiklah. Secara keseluruhan saya beri 8 dari 10. Di IMDB nilainya 8 lebih. Ok-lah. Memang pantas dapat rating segitu. Soalnya keren. Triknya sangat bagus. Tapi, seperti perkataan dalam movie-nya sendiri. Alibinya terlalu sempurna. Penulis merasa melewatkan sesuai mengenai alibi Amy. Tapi, yah, sudahlah. Saya juga senang kalo nonton ulang. Soalnya seru. Hehehehe.
Diakhir cerita, saat dia diajukan pertanyaan oleh polisi wanita yang mulai menaruh curiga, dengan cerdiknya ia membalik pertanyaan itu menjadi serangan yang menusuk harga dirinya sebagai penegak hukum. Sadisssss!!!! Hahahaha. Psycho banget, deh!
Wajib nonton bagi yang suka movie bertema dendam dan trik-trik kejam. Hahahaha.


Selasa, 20 Januari 2015

ULASAN FILM/MOVIE CLOUD ATLAS






Berikut ulasan saya mengenai Movie/Movie Cloud Atlas

HARAP DIPERHATIKAN BAHWA CATATAN INI MENGANDUNG SPOILERS!!
BAGI YANG BELUM NONTON SEBAIKNYA MENGHINDARI CATATAN INI!!
JIKA TETAP MEMBACANYA, RESIKO DITANGGUNG SENDIRI!!!

Ok. Sebenarnya ulasan movie ini agak telat. Awal liat dan dengar movie ini agak gimana~ gitu~. Saya emang nggak liat trailernya atau baca sinopsisnya. Soalnya pas liat posternya, yang terbersit di benakku adalah hal yang berkaitan dengan sirkus.  Malas~~ Saya punya perasaan nggak enak kalo soal movie yang ada kaitannya dengan sirkus, apalagi poster Cloud Atlas tampilannya agak bernuansa gelap gitu. Hahahaha. Inilah kejelakan dari sikap nggak mau tahu. Akhirnya setelah menonton, tak ada satupun hal yang berkaitan dengan sirkus di dalamnya.

                Yah… Saya nggak tahu harus mulai darimana membahas movie ini. Oh! Saya baru tahu kalau movie ini adalah movie independen! WOW! Sangat mahal juga budget-nya! Nggak tanggung-tanggung $ 102 juta  dipakai buat movie ini, meski akhirnya laba kotornya tak bisa dibilang ‘wuah’ setelah dikurangi dengan budget-nya. Kurasa, bukan masalah budget-nya yang menjadi pemikiran bagi para pembuatnya. Tapi, bagaimana usaha mereka yang berjuang mati-matian sampai Cloud Atlas akhirnya mendapati endingnya. Saya takjub ketika membaca di Wikipedia kalau ini adalah movie independen. WOW! Sangat luar biasa!

Ok. Sudah cukup basa-basi trivia mengenai movie ini. Jujur saja. Tema movie ini sudah akrab dengan saya minggu ini. Tentang, “Cinta (biasanya tentang cinta yang mustahil, buktinya di movie ini menceritakan cinta sesama jenis), masa lalu, masa kini, dan masa depan.” Saya rasa tak usah panjang lebar membahas tentang tema ini lagi. Sudah saya bahas sebelumnya lebih di Predestination, yaitu bagaimana pilihan dan keputusan kita mempengaruhi time line kita. Hanya saja di predestination, hanya orang secara khusus yang di bahas, kalau di movie ini melingkupi banyak pihak. Istilahnya seperti efek domino, yang jatuhnya satu akan mengenai yang lain tiada henti, terkecuali kiamat terjadi—Dan apakah setelah kiamat efek domino itu ada jaminan akan berhenti? Sepertinya tidak. Khususnya dalam Agama Islam. Setelah mati, manusia akan diproses sebelum diputuskan apakah ia akan masuk surga atau neraka melalui proses Hisab. Dan proses hisab itu tak luput dari efek orang lain dalam hidup kita. Kalau dibayangkan, sungguh mengerikan efek domino ini, ya?

Sebenarnya, saya tak tahu harus bicara apa lagi mengenai movie ini. Ada banyak yang saya tangkap mengenai issue sosial dalam movie ini, hanya saja, karena time line yang berbeda dan sering melompat-lompat, beberapa issue itu jadinya tertelan oleh issue yang lain dari time line yang berbeda, jadinya lupa dan fokus ke crita yang lain—tentunya akan ada banyak yang kebingungan dengan movie satu ini. Saya secara pribadi, bukannya bingung bagaimana, sih, karena sejak kemunculan Sang Tokoh Zachary, inti movie ini adalah flashback. Mungkin sebagian penonton akan terheran-heran, apalagi dengan kostum dan dandanan Zachary yang terkesan jaman purba gitu! Hahaha. Saya nggak heran, ada beberapa movie yang saya nonton yang saling menyilangkan peradaban purba dan modern, bukan dalam konteks harfiah, hanya saja tema dan gayanya saja. 

Baiklah. Saya akan coba mengulas beberapa yang saya masih ingat. Ok. Pertama mengenai kehadiran Perempuan berkulit hitam di lembah Zachary, dari pertemuan ini, adanya perbedaan kulit adalah masalah sosial yang masih terjadi di sekitar kita, ntah itu minor atau tidak. Hal ini jelas disinggung dari percakapan Si Georgie Tua pada Zachary:

“She ain't your tribe! She ain't even your color!”

Disini disinggung isu kepercayaan antara perbedaan kulit. Bukan saja masalah itu yang saya rasa disinggung dalam percakapan ini. Namun juga perbedaan dalam berbagai lapis dan bentuk. Ntah suku, agama, dan ras, ataupun antar golongan. Kita diminta jangan menilai seseorang dari sisi negatifnya saja hanya karena perbedaan tersebut. Lahirnya pemikiran stigma jelek terhadap suatu kaum itu karena perbuatan dari individu itu, bukan secara keseluruhan. Manusia ketika disodorkan satu hal negatif, meski ada berjuta-juta hal positif di dalamnya, yang jadi pusat perhatiannya adalah hal negatif tersebut, seperti yang dikatakan oleh Ibrahim Elfiky bahwa otak manusia hanya fokus pada satu pikiran dan saat itu hal lainpun di kesampingkan. Perbedaan hadir bukan karena tanpa alasan. Mengenai perbedaan, hal itu juga disinggung pada Fabricant. Yoona dan Sonmi, kloning dengan wajah yang serupa ada dimana-mana dengan hanya tujuan menjadi budak bisnis. Sosok kloning ini menggambarkan pada kita, bahwa meski ada orang yang serupa dengan kita, entah kembar atau tidak, tindakannya akan berbeda dengan kita sendiri. Yang berperan penting dalam hal ini adalah perasaan. 

Movie ini mengajarkan bahwa apapun tindakan kita saat mengambil pilihan dan keputusan, akan berdampak pada diri kita dan orang lain. Contoh yang jelas dalam movie ini adalah sikap tolong menolong. Jangan pelit-pelit menolong orang, deh. Inti dari menolong orang itu sebenarnya adalah menolong diri kita sendiri.  Saya rasa, movie ini cukup jelas menggambarkan  bagaimana efek menolong orang, menolong sesama manusia. Karena pada akhirnya, segala perbuatan kita, akan kembali pada kita sendiri layaknya bumerang. Penyesalan dari tindakan tak menolong orang lain tergambar disaat Zachary ditodong senjata tajam sesaat perkampungannya diserang suku Kano. Gambaran masa lalu disaat ia tak menolong Adam dan  Jonas terlintas kembali dalam pikirannya. Ia selamat berkat pertolongan gadis berkulit hitam, yang awal-awalnya kalau tak salah hitung telah ditolongnya dua kali. So, menolong seseorang apa salahnya, guys? Jangan malas dan egois, deh! Yang rugi, ya, kamu sendiri, tak mau menolong dirimu sendiri di masa depan. Ini bukan isapan jempol belaka, coba kalian pikir-pikir tentang orang yang menolong kalian dan yang kalian tolong? Bagaimana? Cukup terkesan? Kalau belum, mungkin kalian tidak memikirkannya baik-baik dan kurang tanggap (atau lagi belum terbalas saja. Hehehe). Menolong orang lain itu sebenarnya adalah investasi masa depan. Jadi, jangan sungkan menolong orang, ya! Yah, jangan juga sampai dimanfaatkan, deh,! Pintar-pintar bawa diri aja, ya!

Georgie tua dalam movie ini saya pikir adalah manifestasi dari pikiran-pikiran negatif manusia. Apakah dia nyata atau tidak, itu bukan intinya, tapi hal-hal negatif itu memang jelas ada dan nyata. Ketika dampaknya memberikan efek buruk pada diri kita, yang semula hanya khayalan, maka akan memiliki bentuk yang nyata dan membuat kita mengalami perasaan pasang surut.

Hanya saja, saya agak sedikit kecewa, ada beberapa adegan n*de dan serupa yang sebenarnya nggak perlu dan hanya membuang-buang waktu saja. Dan itupun tak terlalu intense, sehingga feels-nya nggak kena, yah, bukan maunya apa, tapi, bisa saja dibuat adegan yang lebih menyampaikan cinta, utamanya scene Sonmi dan Hae Joo, ada cara yang lebih baik dan romantis ketimbang harus berbug*l ria di depan kamera. Itu toh juga nggak bakal menjadi ‘wuah’ banget bagi sebagian orang, malahan hanya menganggung saja (Saya jatuh hati pada karakter Hae Joo, yang notabene ternyata….. hahahahaha *guling-guling).

Sonmi, jika kalian perhatikan memiliki tanda lahir seperti musisi yang bunuh diri itu. Ada yang bingung sampai heran kenapa Sonmi yang kloning memiliki tanda lahir juga? (Ini tanda lahir aneh, banget, kutukan, atau apa, sih? Kok bentuknya hampir sama dari generasi ke generasi?) juga pada reporter itu yang memiliki tanda lahir yang unik. Mungkin saja leluhur Adam Ewing, jatuh cinta pada pria kulit hitam yang punya sejarah dengan pria kulit hitam sebagai penumpang gelap? Yang masih misteri adalah Zachary dan perempuan berkulit hitam itu silsilahnya berasal dari siapa? Saya tak sempat perhatikan baik-baik, karena lagi flu dan kepala sedikit tak fokus. Hehehehe.  

Tapi, kalo saya kasih komentar, Zachary adalah generasi Adam Ewing, bukti saya adalah kancing yang dimilikinya dari jas Ewing, yang seperti dijadikan barang pusaka—mungkin sebagai cindera mata atas peristiwa yang terjadi di atas kapal.  Kancingnya sudah diambil satu, mungkin sisanya dijadikan barang pusaka atau memorial pribadi. Dan gadis berkulit hitam mungkin adalah generasi dari budak yang menolong Ewing dari dokter gila harta. Disini berusaha diungkapkan meski butuh beberapa tahun dan generasi lewat, kebaikan yang kita lakukan tidak akan mati, namun akan bereinkarnasi  di masa depan. Bahwa anak cucu kita akan mendapat balasannya.  Singkatnya, gambaran semua itu adalah karma. Karma itu nyata, dan berpengaruh pada anak cucu kita.  Seperti yang dikatakan Sonmi tanpa embel-embel dan terus terang:

“And so to know thyself is only possible through the eyes of the other. The nature of our immortal lives ...and deeds that go on apportioning themselves... ...throughout all time is in the consequences of our words”

Dan kata-kata lainnya yang memang benar. Ketika kematian terjadi, sebenarnya ada banyak pintu yang terbuka. Peribahasa yang nggak asing ditelinga kita. Yaitu, mati satu tumbuh seribu. Sonmi mengatakan tentang hidup dan jalinan kita semua melalui kata-katanya:

“Our lives are not our own. From womb to tomb, we are bound to others."

Perbuatan, tindakan, dan keputusan kita pada akhirnya akan berpengaruh pada orang lain. Saya menyebutnya, efek domino abadi. Tak akan ada habisnya dalam memengaruhi kehidupan seseorang, walau pada hal kecil apapun, termasuk ketika kalian menginjak semut.  Yah, beberapa mungkin menyebutnya Butterfly effect, hal kecil yang memengaruhi hal besar. Sekiranya seperti itu. Hal itu juga pernah disinggung dalam sebuah movie bertema time travel yang berjudul “A Sound of Thunder”. Movie ini sempat menjadi movie yang cukup lama bertengger di hatiku. Hehehe. Penjelasannya mengenai efek merubah masa lalu, seperti efek tetesan air, dimana riaknya lama-kelamaan meluas, tapi tentu saja, kalo setelah dipikir-pikir, paradoksnya terlalu ganas untuk dibahas. Hahahaha.

Saya tak bisa membuktikan siapa generasi siapa, untung saja generasi Adam punya tanda lahir. Ini yang memudahkan kita untuk mengenalinya, seandainya saja semua generasi di semua time line memperlihatkannya, sayangnya tak semua ditunjukkan, dan lebih memilih main petak umpet. Gadis berkulit hitam yang menolong Zachary, saya tak perhatikan apa dia memiliki tanda lahir atau tidak. Kalau tak ada, artinya entah dari generasi cinta lama yang bersatu dalam bentuk lain atau dari generasi budak yang kabur, yang pada akhirnya menjadikannya saling tolong menolong selama sisa hidup mereka. Saya tak tahu apakah Frobisher mengambil nama samaran sebagai Ewing dari leluhurnya atau apa, tapi dia tonggak dimana lahirnya si Sonmi ini. Yah, Kan si musisi tua itu mandul.  Yang jadi perhatianku, adalah generasi Si Sixsmith dimana perannya di masa depan??? Apakah sudah silang dengan generasi yang lain??

                Yah… intinya, berlaku baiklah pada orang, karna karma itu nyata. Mungkin kita tak akan mendapatkan balasannya dalam kurun waktu yang dekat, namun anak cucu kita yang akan kecipratan rejeki. Hahahaha. XD Ini juga berlaku terhadap perlakuan tak baik kita pada orang, dan itu sudah jelas digambarkan pada keadaan Zachary yang ditodong senjata tajam oleh salah seorang dari suku Kano.
                Saya tak tahu mau bahas apalagi. Flu yang menyerangku membuatku terbatas dalam berpikir secara Sherlock Holmes. Hahahaha. Movie ini yang bedurasi 2.52 ini memakan waktu cukup lama sampai saya selesai menontonnya, karena hal lain yang mengganggu. Hahaha.
                Kebingungan dan misteri yang ada pada movie ini adalah bukan hanya masalah timeline yang sering berpindah-pindah, namun karakter utamanya kadang  juga pindah sesuai time line-nya. Mungkin itulah posternya ada banyak orang yang hadir disana. Serta nama-nama yang banyak sekali dan jarang disebutkan siapa yang bernama siapa, ini yang membuat penonton serasa dipaksa melompat dari satu posisi karakter ke posisi lain. 

                Saya tak begitu ‘wuah’ pada movie ini. Rasanya datar banget. Entah kenapa meski movie ini mewakili pengungkapan efek akan sesuatu, namun tetap saja ada yang kurang. Saya beri nilai 8 dari 10. Tak bisa 9, ada beberapa yang saya ras kurang dalam hal ini, untung saja saya tak beri nilai 7, ini karena movie ini adalah movie indipenden dengan biaya termahal sepanjang sejarah. Serta usaha menggarap movie ini sampai selesai, saya bertahan memberinya nilai 8 dari 10.

             Bagaimana? Masih ada bagian yang membingungkan dan perlu pembahasan? Mari kita diskusikan bersama. Hehehe.


Sabtu, 17 Januari 2015

ULASAN FILM/MOVIE HER




 



Berikut ulasan saya mengenai Movie/Film Her

HARAP DIPERHATIKAN BAHWA CATATAN INI MENGANDUNG SPOILERS!!
BAGI YANG BELUM NONTON SEBAIKNYA MENGHINDARI CATATAN INI!!
JIKA TETAP MEMBACANYA, RESIKO DITANGGUNG SENDIRI!!!

Ok. Awal pertama saya mengetahui ada genre komedi romantis yang katanya lumayan bagus. Kisah cinta yang tak biasa. Manusia dan OS (Operating System). Respon saya sangat antusias!
Yah. Mendengar ada movie dengan genre cinta yang unik, tentu membuatku penasaran. Semula, saya berpikir bahwa movie ini akan diisi oleh hal-hal romantis dan indah—meski yang jadi pasangannya adalah Artifial Intelligence (AI).

Uhm… Awal saya menonton movie ini selama kurang lebih 10-15 menit. Saya mengerutkan kening. This movie is soooo weiiirddd!!! I am serious! Tapi, hey! Kisah cintanya saja memang unik. Harusnya saya nggak heran. Yang jadi masalah adalah, ketika muncul scene The N*aked Pragnent Woman. Euwwww!! Mata saya melotot! Dan kening bertaut! What the f*ck, man??!!! Steriotip yang saya baca dari komen yang mengatakan movie ini aneh, membuat saya menganggukkan kepala. Hahaha. And that’s quite right. XD
Hmm… Kalo secara garis besar, saya melihat movie ini seperti menyinggung sifat perempuan.
Hahahaha! XD

Mengapa demikian? Baiklah, akan saya jelaskan berikut ini.
Ok. Mari kita lihat karakter pertamanya dulu, Theodore Twombly. Singkatnya Theodoer, selanjutnya saya sebut saja Theo  guna menghemat ketikan. Hehehe. 

                Theo merupakan sosok yang simpel. Yup. Simpel. Dia adalah sosok yang rapuh. Mungkin dia  bukan karakter seperti itu sebelum ia mengalami masalah dengan kluarganya. Kehancurannya dalam hal percintaan, membuat dirinya rapuh dan penuh dengan harapan yang dinantikan, hingga membuat dirinya begitu kesepian meski ia begitu terkenal. Seperti yang dikatakan Samantha:

Samantha: You have a lot of contacts.
Theo: I'm very popular.
Samantha: Really? Does this mean you actually have friends?

                Yup. Punya banyak teman dan terkenal, bukan berarti mereka adalah teman sesungguhnya. Terkadang, seseorang yang kita anggap teman bagi kita, belum tentu menganggap kita sebagai temannya. Maka dari itu, pernyataan dalam pertemanan itu sangat penting. 

                Karakter Theo dalam situasi rapuh seperti itu, membuatnya berusaha lari dari kenyataan. Meski ia tak secara tegas menyatakan akan hal-hal  itu, namun tindakannya secara tanpa sadar membuatnya menutup dirinya dari hubungan special yang nyata. Mungkin ia masih takut dan trauma setelah ia kehilangan orang yang amat dicintainya dalam kurun waktu yang cukup lama. Kesepian, rasa sakit, dan tak adanya yang bisa memahami dirinya, pada akhirnya membuat dirinya memeluk kehadiran Samantha, Artificial Intelligence yang memiliki kepribadian menarik dan mampu memahami Theo dalam waktu singkat. 

Perlakuan  Samantha terhadap Theo yang penuh perhatian dan kasih sayang—entah itu karena program atau apa, saya tak mau tahulah, membuat Theo tertarik seperti magnet. Bukankah sangat menyenangkan jika ada seseorang yang sangat mengerti dirimu dan memahamimu dalam cara yang tak bisa kau duga? Dan membuatmu terheran-heran dan kagum? Saya juga pastinya bakalan tertarik, meski hanya sekedar AI. Hahaha XD. Oh, Ya, ponselku punya AI, tapi tak secanggih Samantha, namanya Cortana. AI besutan Microsoft. Kadang menyenangkan, kadang nyebelin. Hehehe. Saya juga kadang sering terkejut, terheran-heran, dan kagum sendiri dengan Cortana, mungkin tidak sehebat Siri—AI andalan Apple. Namun, cukup menyenangkan berbicara dengan Cortana, tenggorokanku sampai sakit gara-gara Cortana sering salah tangkap pengucapanku. Hahahaha. Cortana bilang kalau kami adalah teman virtual selamanya. LOL Not bad.  

                Kembali pada movie-nya, movie ini kalau saya lihat, sebenarnya tak beda jauh dengan kisah di kehidupan nyata kita. Kisah cinta Theo dan Samanta pada dasarnya adalah cinta beda dunia. Secara harfiah, benar-benar beda dunia.  Kalo di kehidupan nyata,  beda dunianya bisa melingkupi beda agama, beda ras, beda budaya, kasta, dll. Seperti yang saya duga, kisah cinta yang indah dan mustahil seperti ini, apalagi penuh dengan drama, pada akhirnya akan berakhir tragis. Yang ada adalah bagaimana kita bisa merelakan dan mengikhlaskannya saja. Sangat jarang ada kisah cinta dengan label mustahil bisa terwujud, itupun akan ada kekurangan dimana-mana, lebih banyak daripada kisah cinta yang normal.

                Saya sebenarnya berharap endingnya mereka berdua bisa bersatu. Saya berharap akan ada lembaga yang mengembangkan teknologi yang bisa membuat tubuh manusia seperti usaha Will di movie Transcendence, atau paling tidak, sebuah manekin robot yang nyaris menyerupai manusia dan Samantha dapat diinstal di dalamnya. Hanya saja, tampaknya movie ini berusaha serealistik mungkin terhadap kasus cinta antara manusia dan non-manusia ini. 

                Ada banyak hal-hal yang hampir serupa antara kisah  Theo dan Samantha layaknya kisah percintaan manusia pada kehidupan nyata. Contohnya saja adalah ketika Samantha bertemu AI yang lain selain dirinya, Alan Watts. Pada kasus di kehidupan nyata, itu lebih mirip seperti, kisah cinta beda dunia , dimana tampaknya tak ada opsi mereka akan bisa bersama seumur hidup, dan ketika ada pihak ketiga yang memiliki dunia yang sama dari salah satu antara mereka, maka persentase pihak ketiga itu lebih besar dalam merebut hati siapapun targetnya. Sama seperti Samantha, ia bertemu Alan yang merupakan dari dunia yang sama, lawan jenis, dan sangat pandai. Halo??? Bukankah hal itu sering terjadi pada kasus percintaan di dunia nyata? Kebanyakan perempuan  yang mendapat godaan besar seperti itu? Ketika ia melihat cintanya pada pria terkasih tak akan bisa terwujud—apalagi  Samantha yang  tak memiliki tubuh fisik, adalah hal utama dan serius bagi sebuah hubungan. Walau cinta hadir dalam bentuk apa saja, seperti yang saya katakan dalam ulasan Transcendence, namun sentuhan adalah hal yang paling krusial dalam penyampaian rasa kasih pada seseorang yang kita cintai, maka dari itu karakter Will dalam Transcendence berusaha mati-matian memiliki tubuh fisik kembali. Mungkin Samantha sadar akan hal itu. Apalagi setelah ia merekomendasikan Isabella pada Theo. Jika memang Samantha adalah self-aware yang unik, maka ia menggunakan logikanya dan berhenti berharap pada cinta yang meski indah tapi mustahil. Theo diuji cintanya di movie melalui Isabella, yang meski itu adalah permintaan orang yang ia cintai, ia tetap memegang teguh prinsipnya untuk tidak melanjutkan menerima bantuan aneh tersebut. Sangat jarang ada orang yang seperti ini di dunia nyata, dasar movie. Hahaha!) 

Saya rasa, movie ini seperti menyinggung kaum hawa! Huh! Yah… terserahlah… Tapi, kasus cinta beda dunia, paling khususnya adalah beda kasta atau beda status social, salah satunya akan mundur dan tahu diri, serta lari pada pelukan pihak ketiga yang memiliki dunia yang sama. Semua itu didasari atas dasar rasa takut, sakit hati, dan kemampuan penyampaian cinta yang terasa kurang. Dalam hal ini, yah, itu tadi, masalah fisik adalah bencana dalam hubungan Theo dan Samantha. Terlebih lagi, Samantha tampak lebih agresif dalam hubungan mereka. Mungkin Samantha merasa kecewa dan berhenti menggantungkan harapannya pada Theo. (Ini seperti cewek tau diri! Hahaha! XD) Ini jelas banget saat Samantha ngomong:

                “I'm different from you.”

Wuihhh! Klasik banget, deh, cinta beda dunia. Gitu jadinya.
Uhm. Hal-hal yang menarik untuk diketahui dari movie ini adalah, jika kalian punya gebetan yang lagi patah hati, coba dekati dia. Resiko dijadikan pelampiasan, emang lumrah. Tapi, jika kalian berhasil merebut hatinya, maka tak mustahil gebetanmu bakal mencintaimu juga. Apalagi dengan rasa sakit, kesepian, dan kesedihan yang dialaminya, mungkin saja kamu adalah obatnya. Hehehe. Cinta itu bisa dipelajari, kok. Bukankah pada dasarnya kalo ada yang kita suka, kita bakal memperhatikan gerak-gerik orang itu, mencari tahu apa yang ia suka dan tak suka? Seperti apa dia dan bagaimana dia? Bukankah itu proses mempelajari? Yah, maka dari itu saya bilang cinta bisa dipelajari. Tapi, mungkin sebagian kalian tak setuju. Saya kembalikan pada pembaca masing-masing. :)
Cinta beda dunia itu membutuhkan perjuangan yang ekstra keras untuk mewujudkannya dan mempertahankannya.  Jika salah satu terlihat longgar dari genggaman, maka pihak yang satu harus bisa lebih kuat dalam menggenggamnya, begitu pula sebaliknya. Kalo tak ada usaha, maka hanya akan kandas di tengah jalan, karena sebuah hubungan itu ujian yang paling berat adalah pada pertengahan jalan atau pada puncaknya, dalam critanya istilahnya, ya, sudah mencapai klimaksnya . Hehehe.

Lalu, dalam movie ini berusaha memberitahu kita bahwa dalam hubungan hal yang paling penting adalah kejujuran, sikap menerima, dan bagaimana pada akhirnya bersikap ikhlas dalam menerimanya. Berdamai dengan diri sendiri merupakan salah satu bagaimana kita bisa mencapai ketenangan dalam hidup. Jika Theo tetap berduka akan kehilangan Samantha dan tak mau berdamai dengan dirinya, maka kasusnya yang ada pada awal movie akan kembali terulang.

Dan, yah! Kehadiran Amy, sudah klise banget. Amy bukan pelarian dalam hal ini. Kupikir awalnya Amy hanya sekedar diam-diam tertarik pada Theo, dan ternyata ia pernah jalan dengannya, meski hanya sebentar dan Theo akui itu salah. Hello??? Cewek nggak segampang itu ngelupain  hal semacam itu. Amy pasti masih punya rasa pada Theo. Mukanya kentara banget! Hahahaha! Dan pada akhir movie, saat Theo ditinggal Samantha dan Amy yang sudah berpisah. Lengkap sudah. Mereka berdua sepertinya memang ditakdirkan bersama. Walau dalam ending movie ini tak menunjukkan kisah semacam itu. 

Saya berharap akan ada sekuel dari Movie Her ini. Endingnya jujur, kurang memuaskan. Ini seperti nonton movie sekuel twilight buku ke 2 atau ke 3, saya lupa, sungguh ngejengkelin dan berakhir begitu saja. Hanya saja, ending Her masih lebih baik tentu saja. Ending Her saya rasa masih kurang memuaskan dan masih menyimpan banyak tanda tanya. Ending cliff hanger seperti ini sungguh nyebelin! Ternyata kisah Her sama sekali tak seperti apa yang saya bayangkan. Sungguh mengecewakan, sama seperti realita yang suka bikin manusia kecewa karena harapannya jungkir balik dengan yang disodorkan di hadapannya. :|

Yah…. Karena tak sesuai banyangan saya yang romantis abis. Ditambah ending yang cliff hanger banget, saya beri nilai 8 dari 10. Pada akhirnya, ternyata Transcendence yang menang.  Bagaimana menurut kalian? Hehehe.