Cari Blog Ini

Selasa, 20 Januari 2015

ULASAN FILM/MOVIE CLOUD ATLAS






Berikut ulasan saya mengenai Movie/Movie Cloud Atlas

HARAP DIPERHATIKAN BAHWA CATATAN INI MENGANDUNG SPOILERS!!
BAGI YANG BELUM NONTON SEBAIKNYA MENGHINDARI CATATAN INI!!
JIKA TETAP MEMBACANYA, RESIKO DITANGGUNG SENDIRI!!!

Ok. Sebenarnya ulasan movie ini agak telat. Awal liat dan dengar movie ini agak gimana~ gitu~. Saya emang nggak liat trailernya atau baca sinopsisnya. Soalnya pas liat posternya, yang terbersit di benakku adalah hal yang berkaitan dengan sirkus.  Malas~~ Saya punya perasaan nggak enak kalo soal movie yang ada kaitannya dengan sirkus, apalagi poster Cloud Atlas tampilannya agak bernuansa gelap gitu. Hahahaha. Inilah kejelakan dari sikap nggak mau tahu. Akhirnya setelah menonton, tak ada satupun hal yang berkaitan dengan sirkus di dalamnya.

                Yah… Saya nggak tahu harus mulai darimana membahas movie ini. Oh! Saya baru tahu kalau movie ini adalah movie independen! WOW! Sangat mahal juga budget-nya! Nggak tanggung-tanggung $ 102 juta  dipakai buat movie ini, meski akhirnya laba kotornya tak bisa dibilang ‘wuah’ setelah dikurangi dengan budget-nya. Kurasa, bukan masalah budget-nya yang menjadi pemikiran bagi para pembuatnya. Tapi, bagaimana usaha mereka yang berjuang mati-matian sampai Cloud Atlas akhirnya mendapati endingnya. Saya takjub ketika membaca di Wikipedia kalau ini adalah movie independen. WOW! Sangat luar biasa!

Ok. Sudah cukup basa-basi trivia mengenai movie ini. Jujur saja. Tema movie ini sudah akrab dengan saya minggu ini. Tentang, “Cinta (biasanya tentang cinta yang mustahil, buktinya di movie ini menceritakan cinta sesama jenis), masa lalu, masa kini, dan masa depan.” Saya rasa tak usah panjang lebar membahas tentang tema ini lagi. Sudah saya bahas sebelumnya lebih di Predestination, yaitu bagaimana pilihan dan keputusan kita mempengaruhi time line kita. Hanya saja di predestination, hanya orang secara khusus yang di bahas, kalau di movie ini melingkupi banyak pihak. Istilahnya seperti efek domino, yang jatuhnya satu akan mengenai yang lain tiada henti, terkecuali kiamat terjadi—Dan apakah setelah kiamat efek domino itu ada jaminan akan berhenti? Sepertinya tidak. Khususnya dalam Agama Islam. Setelah mati, manusia akan diproses sebelum diputuskan apakah ia akan masuk surga atau neraka melalui proses Hisab. Dan proses hisab itu tak luput dari efek orang lain dalam hidup kita. Kalau dibayangkan, sungguh mengerikan efek domino ini, ya?

Sebenarnya, saya tak tahu harus bicara apa lagi mengenai movie ini. Ada banyak yang saya tangkap mengenai issue sosial dalam movie ini, hanya saja, karena time line yang berbeda dan sering melompat-lompat, beberapa issue itu jadinya tertelan oleh issue yang lain dari time line yang berbeda, jadinya lupa dan fokus ke crita yang lain—tentunya akan ada banyak yang kebingungan dengan movie satu ini. Saya secara pribadi, bukannya bingung bagaimana, sih, karena sejak kemunculan Sang Tokoh Zachary, inti movie ini adalah flashback. Mungkin sebagian penonton akan terheran-heran, apalagi dengan kostum dan dandanan Zachary yang terkesan jaman purba gitu! Hahaha. Saya nggak heran, ada beberapa movie yang saya nonton yang saling menyilangkan peradaban purba dan modern, bukan dalam konteks harfiah, hanya saja tema dan gayanya saja. 

Baiklah. Saya akan coba mengulas beberapa yang saya masih ingat. Ok. Pertama mengenai kehadiran Perempuan berkulit hitam di lembah Zachary, dari pertemuan ini, adanya perbedaan kulit adalah masalah sosial yang masih terjadi di sekitar kita, ntah itu minor atau tidak. Hal ini jelas disinggung dari percakapan Si Georgie Tua pada Zachary:

“She ain't your tribe! She ain't even your color!”

Disini disinggung isu kepercayaan antara perbedaan kulit. Bukan saja masalah itu yang saya rasa disinggung dalam percakapan ini. Namun juga perbedaan dalam berbagai lapis dan bentuk. Ntah suku, agama, dan ras, ataupun antar golongan. Kita diminta jangan menilai seseorang dari sisi negatifnya saja hanya karena perbedaan tersebut. Lahirnya pemikiran stigma jelek terhadap suatu kaum itu karena perbuatan dari individu itu, bukan secara keseluruhan. Manusia ketika disodorkan satu hal negatif, meski ada berjuta-juta hal positif di dalamnya, yang jadi pusat perhatiannya adalah hal negatif tersebut, seperti yang dikatakan oleh Ibrahim Elfiky bahwa otak manusia hanya fokus pada satu pikiran dan saat itu hal lainpun di kesampingkan. Perbedaan hadir bukan karena tanpa alasan. Mengenai perbedaan, hal itu juga disinggung pada Fabricant. Yoona dan Sonmi, kloning dengan wajah yang serupa ada dimana-mana dengan hanya tujuan menjadi budak bisnis. Sosok kloning ini menggambarkan pada kita, bahwa meski ada orang yang serupa dengan kita, entah kembar atau tidak, tindakannya akan berbeda dengan kita sendiri. Yang berperan penting dalam hal ini adalah perasaan. 

Movie ini mengajarkan bahwa apapun tindakan kita saat mengambil pilihan dan keputusan, akan berdampak pada diri kita dan orang lain. Contoh yang jelas dalam movie ini adalah sikap tolong menolong. Jangan pelit-pelit menolong orang, deh. Inti dari menolong orang itu sebenarnya adalah menolong diri kita sendiri.  Saya rasa, movie ini cukup jelas menggambarkan  bagaimana efek menolong orang, menolong sesama manusia. Karena pada akhirnya, segala perbuatan kita, akan kembali pada kita sendiri layaknya bumerang. Penyesalan dari tindakan tak menolong orang lain tergambar disaat Zachary ditodong senjata tajam sesaat perkampungannya diserang suku Kano. Gambaran masa lalu disaat ia tak menolong Adam dan  Jonas terlintas kembali dalam pikirannya. Ia selamat berkat pertolongan gadis berkulit hitam, yang awal-awalnya kalau tak salah hitung telah ditolongnya dua kali. So, menolong seseorang apa salahnya, guys? Jangan malas dan egois, deh! Yang rugi, ya, kamu sendiri, tak mau menolong dirimu sendiri di masa depan. Ini bukan isapan jempol belaka, coba kalian pikir-pikir tentang orang yang menolong kalian dan yang kalian tolong? Bagaimana? Cukup terkesan? Kalau belum, mungkin kalian tidak memikirkannya baik-baik dan kurang tanggap (atau lagi belum terbalas saja. Hehehe). Menolong orang lain itu sebenarnya adalah investasi masa depan. Jadi, jangan sungkan menolong orang, ya! Yah, jangan juga sampai dimanfaatkan, deh,! Pintar-pintar bawa diri aja, ya!

Georgie tua dalam movie ini saya pikir adalah manifestasi dari pikiran-pikiran negatif manusia. Apakah dia nyata atau tidak, itu bukan intinya, tapi hal-hal negatif itu memang jelas ada dan nyata. Ketika dampaknya memberikan efek buruk pada diri kita, yang semula hanya khayalan, maka akan memiliki bentuk yang nyata dan membuat kita mengalami perasaan pasang surut.

Hanya saja, saya agak sedikit kecewa, ada beberapa adegan n*de dan serupa yang sebenarnya nggak perlu dan hanya membuang-buang waktu saja. Dan itupun tak terlalu intense, sehingga feels-nya nggak kena, yah, bukan maunya apa, tapi, bisa saja dibuat adegan yang lebih menyampaikan cinta, utamanya scene Sonmi dan Hae Joo, ada cara yang lebih baik dan romantis ketimbang harus berbug*l ria di depan kamera. Itu toh juga nggak bakal menjadi ‘wuah’ banget bagi sebagian orang, malahan hanya menganggung saja (Saya jatuh hati pada karakter Hae Joo, yang notabene ternyata….. hahahahaha *guling-guling).

Sonmi, jika kalian perhatikan memiliki tanda lahir seperti musisi yang bunuh diri itu. Ada yang bingung sampai heran kenapa Sonmi yang kloning memiliki tanda lahir juga? (Ini tanda lahir aneh, banget, kutukan, atau apa, sih? Kok bentuknya hampir sama dari generasi ke generasi?) juga pada reporter itu yang memiliki tanda lahir yang unik. Mungkin saja leluhur Adam Ewing, jatuh cinta pada pria kulit hitam yang punya sejarah dengan pria kulit hitam sebagai penumpang gelap? Yang masih misteri adalah Zachary dan perempuan berkulit hitam itu silsilahnya berasal dari siapa? Saya tak sempat perhatikan baik-baik, karena lagi flu dan kepala sedikit tak fokus. Hehehehe.  

Tapi, kalo saya kasih komentar, Zachary adalah generasi Adam Ewing, bukti saya adalah kancing yang dimilikinya dari jas Ewing, yang seperti dijadikan barang pusaka—mungkin sebagai cindera mata atas peristiwa yang terjadi di atas kapal.  Kancingnya sudah diambil satu, mungkin sisanya dijadikan barang pusaka atau memorial pribadi. Dan gadis berkulit hitam mungkin adalah generasi dari budak yang menolong Ewing dari dokter gila harta. Disini berusaha diungkapkan meski butuh beberapa tahun dan generasi lewat, kebaikan yang kita lakukan tidak akan mati, namun akan bereinkarnasi  di masa depan. Bahwa anak cucu kita akan mendapat balasannya.  Singkatnya, gambaran semua itu adalah karma. Karma itu nyata, dan berpengaruh pada anak cucu kita.  Seperti yang dikatakan Sonmi tanpa embel-embel dan terus terang:

“And so to know thyself is only possible through the eyes of the other. The nature of our immortal lives ...and deeds that go on apportioning themselves... ...throughout all time is in the consequences of our words”

Dan kata-kata lainnya yang memang benar. Ketika kematian terjadi, sebenarnya ada banyak pintu yang terbuka. Peribahasa yang nggak asing ditelinga kita. Yaitu, mati satu tumbuh seribu. Sonmi mengatakan tentang hidup dan jalinan kita semua melalui kata-katanya:

“Our lives are not our own. From womb to tomb, we are bound to others."

Perbuatan, tindakan, dan keputusan kita pada akhirnya akan berpengaruh pada orang lain. Saya menyebutnya, efek domino abadi. Tak akan ada habisnya dalam memengaruhi kehidupan seseorang, walau pada hal kecil apapun, termasuk ketika kalian menginjak semut.  Yah, beberapa mungkin menyebutnya Butterfly effect, hal kecil yang memengaruhi hal besar. Sekiranya seperti itu. Hal itu juga pernah disinggung dalam sebuah movie bertema time travel yang berjudul “A Sound of Thunder”. Movie ini sempat menjadi movie yang cukup lama bertengger di hatiku. Hehehe. Penjelasannya mengenai efek merubah masa lalu, seperti efek tetesan air, dimana riaknya lama-kelamaan meluas, tapi tentu saja, kalo setelah dipikir-pikir, paradoksnya terlalu ganas untuk dibahas. Hahahaha.

Saya tak bisa membuktikan siapa generasi siapa, untung saja generasi Adam punya tanda lahir. Ini yang memudahkan kita untuk mengenalinya, seandainya saja semua generasi di semua time line memperlihatkannya, sayangnya tak semua ditunjukkan, dan lebih memilih main petak umpet. Gadis berkulit hitam yang menolong Zachary, saya tak perhatikan apa dia memiliki tanda lahir atau tidak. Kalau tak ada, artinya entah dari generasi cinta lama yang bersatu dalam bentuk lain atau dari generasi budak yang kabur, yang pada akhirnya menjadikannya saling tolong menolong selama sisa hidup mereka. Saya tak tahu apakah Frobisher mengambil nama samaran sebagai Ewing dari leluhurnya atau apa, tapi dia tonggak dimana lahirnya si Sonmi ini. Yah, Kan si musisi tua itu mandul.  Yang jadi perhatianku, adalah generasi Si Sixsmith dimana perannya di masa depan??? Apakah sudah silang dengan generasi yang lain??

                Yah… intinya, berlaku baiklah pada orang, karna karma itu nyata. Mungkin kita tak akan mendapatkan balasannya dalam kurun waktu yang dekat, namun anak cucu kita yang akan kecipratan rejeki. Hahahaha. XD Ini juga berlaku terhadap perlakuan tak baik kita pada orang, dan itu sudah jelas digambarkan pada keadaan Zachary yang ditodong senjata tajam oleh salah seorang dari suku Kano.
                Saya tak tahu mau bahas apalagi. Flu yang menyerangku membuatku terbatas dalam berpikir secara Sherlock Holmes. Hahahaha. Movie ini yang bedurasi 2.52 ini memakan waktu cukup lama sampai saya selesai menontonnya, karena hal lain yang mengganggu. Hahaha.
                Kebingungan dan misteri yang ada pada movie ini adalah bukan hanya masalah timeline yang sering berpindah-pindah, namun karakter utamanya kadang  juga pindah sesuai time line-nya. Mungkin itulah posternya ada banyak orang yang hadir disana. Serta nama-nama yang banyak sekali dan jarang disebutkan siapa yang bernama siapa, ini yang membuat penonton serasa dipaksa melompat dari satu posisi karakter ke posisi lain. 

                Saya tak begitu ‘wuah’ pada movie ini. Rasanya datar banget. Entah kenapa meski movie ini mewakili pengungkapan efek akan sesuatu, namun tetap saja ada yang kurang. Saya beri nilai 8 dari 10. Tak bisa 9, ada beberapa yang saya ras kurang dalam hal ini, untung saja saya tak beri nilai 7, ini karena movie ini adalah movie indipenden dengan biaya termahal sepanjang sejarah. Serta usaha menggarap movie ini sampai selesai, saya bertahan memberinya nilai 8 dari 10.

             Bagaimana? Masih ada bagian yang membingungkan dan perlu pembahasan? Mari kita diskusikan bersama. Hehehe.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Leave Your comment!